Cek Fakta: Masker Wajib Dipakai Meski Telah Mendapat Vaksin COVID-19, Simak Penjelasannya di Sini

4 Januari 2021, 22:04 WIB
Ilustrasi Masker /Pexels/

Lingkar Madiun – Vaksin mungkin bisa mencegah seseorang tertular COVID-19, tetapi belum ada yang tahu apakah vaksin ini bisa mencegah seseorang menularkan COVID-19 ke orang lain.

Vaksin COVID-19 semacam Pfizer dan Moderna tampaknya memang ampuh dalam mencegah penyakit menular ini.

Uji coba vaksin Pfizer dan Moderna hanya melacak jumlah orang yang tertular virus corona setelah mendapat suntikan vaksin.

Baca Juga: Menristek Restui Unair Garap Vaksin Merah Putih

Baca Juga: Vaksin Butuh Suhu Dingin, Biofarma Tak Alami Kendala Distribusi

Ini artinya, beberapa orang mungkin tertular COVID-19 setelah mendapat vaksin meski tanpa menunjukkan gejala.

Jika orang yang telah mendapat suntikan vaksin tanpa disadari menjadi penyebar virus, berarti mereka mungkin masih bisa menyebarkannya kepada orang-orang terdekat mereka, sehingga orang yang tidak mendapat vaksin memiliki risiko terpapar COVID-19.

Jadi, apakah masker wajib dipakai meski telah mendapat vaksin COVID-19?

Jawaban: BENAR

Michal Tal, ahli imunologi di Universitas Stanford mengatakan bahwa memang ada orang-oranga yang ingin berhenti memakai masker setelah mendapat vaksin COVID-19.

“Banyak orang berpikir bahwa setelah mereka divaksinasi, mereka tidak perlu memakai masker lagi. Sangat penting bagi mereka untuk tahu bahwa mereka harus tetap memakai masker karena mereka masih bisa menular,” kata Tal.

Pada sebagian besar infeksi saluran pernapasan, termasuk virus corona, hidung adalah pintu masuk utama.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Vaksin Sinovac Terbuat Dari Boraks, Merkuri, dan Formalin?

Virus dengan cepat berkembang biak di sana dan menganngu sistem kekebalan untuk menghasilkan sejenis antibodi yang khusus untuk mukosa, yaitu jaringan lembab yang melapisi hidung, mulut, paru-paru, dan perut.

Jika orang yang sama terpapar virus untuk kedua kalinya, antibodi tersebut, serta sel kekebalan yang sudah hafal virus tersebut, dengan cepat akan membunuh virus itu di hidung sebelum pindah ke bagian tubuh yang lain.

Sebaliknya, vaksin virus corona disuntikkan jauh ke dalam otot untuk merangsang sistem kekebalan yang akan menghasilkan antibodi.

Cara ini diperkirakan bisa memberikan perlindungan yang cukup untuk mencegah orang yang telah mendapat vaksin agar tidak terpapar virus.

Deepta Bhattacharya, ahli imunologi di Universitas Arizona, mengingatkan bahwa pencegahan adalah hal yang sangat penting saat ini.

“Mencegah penyakit parah adalah yang paling mudah, mencegah penyakit ringan merupakan hal yang lebih sulit, dan mencegah terjadinya penularan adalah yang paling sulit,” ujar Bhattacharya.

Menurut Bhattacharya,

"Jika (vaksin) 95 persen efektif dalam mencegah penyakit dengan gejala, maka di bawah prosentase tersebut bisa mencegah terjadinya penularan pastinya," pungkasnya.***

Editor: Rendi Mahendra

Sumber: The New York Times

Tags

Terkini

Terpopuler