LINGKAR MADIUN- Usai gelaran Motogp Mandalika bulan lalu membuat para warga berbincang terkait pawang hujan.
Hal tersebut tak luput dari turunnya hujan lebat di sirkuit dan telah disiapkan pawang hujan yang bernama Rara Isti.
Saat ini peristiwa tersebut semakin banyak diperbincangkan dengan hasil yang nyata bahwa pawang hujan itu bisa meredakan hujan.
Baca Juga: 4 Zodiak Cocok Menjadi Mentor Luar Biasa dan Mampu Menularkan Kesuksesan yang Brilian
Hingga akhirnya ada beberapa statement menyatakan pawang hujan menggunakan gelombang otak Teta untuk berkomunikasi dengan semesta ketika melakukan pekerjaannya sebagai pawang hujan yang diunggah oleh akun istagram resmi @kemdikbud.ri.
Berikut narasi yang ada dalam unggahan tersebut yang diambil dari turn back hoax.
“Pawang hujan menggunakan gelombang otak Teta untuk “berkomunikasi” dengan semesta ketika sedang melaksanakan tugasnya dibantu kayu dan asap untuk menghalau hujan. Uap dan panas yang dihasilkan menuju langit dengan bantuan ketenangan batin yang sudah dipelajari oleh seorang pawang hujan”.
Menurut penjelasan dari situs Alo Dokter, gelombang Teta pada otak manusia terjadi saat tidur dan meditasi, serta memiliki hubungan erat dengan memori dan fenomena lucid dream.
Keadaan saat otak berada di fase Teta juga disebut “non-aroused state”, di mana tubuh akan merasa tenang dan alam bawah sadar otak berperan lebih dominan.
Pada situs Alo Dokter juga dijelaskan bahwa hingga saat ini, pengaruh gelombang otak jenis Teta pada proses kerja otak belum diketahui secara pasti.
Jika dikaitkan dengan pawang hujan, hingga saat ini, belum ada juga penelitian khusus yang membahas dan mampu membuktikan korelasi antara gelombang otak Teta dengan kemampuan mengendalikan awan atau “berkomunikasi” dengan semesta.
Dengan demikian, informasi yang disebarluaskan akun Instagram Kemendikbud RI dikategorikan sebagai konten yang menyesatkan / misleading content.***