LINGKAR MADIUN - Wong Jowo Ojo Ilang Jawane, merupakan sebuah pepatah yang berarti orang jawa tidak boleh kehilangan jati diri bahwa sebernarnya dia adalah orang jawa.
Sikap sopan santun, tata krama, ucapan yang halus, selalu menghargai satu sama lain adalah ciri khas orang Jawa.
Pada zaman dahulu, orang Jawa bilamana bersosialisasi selalu mengutamakan tata krama, bicara halus dan sopan, serta bertika baik bila berkunjung ke tempat orang asing. Bahasa Jawa adalah bahasa pokok orang Jawa.
Dalam kesehariannya menggunakan Bahasa Jawa. Entah itu bahasa alus atau bahasa ngoko. Bahasa Jawa alus biasanya digunakan kepada seseorang yang lebih tua dibanding dirinya. Dan biasa juga digunakan kepada orang yang baru kenal entah tua maupun muda.
Sedangkan untuk bahasa ngokonya, orang Jawa menggunakannya kepada teman sebaya. Hal ini bertujuan untuk bisa saling mengakrabkan diri.
Namun zaman terus berubah, sampai bahasa Jawa dianggap sebagai bahasa sampingan.
Baca Juga: Tanamkan 5 Sikap Ini agar Kamu Dapat Sukses Melangkah Lebih Baik Tanpa Berpikir Takut Lagi!
Contoh kecil saja para anak kecil sekarang yang sudah biasa tidak mejaga tata krama dalam berucap. Mereka cenderung menggunakan bahasa ngoko terhadap orang yang lebih tua.
Perilaku anak-anak sekarang sudah diabaikan dengan alasan zaman sudah maju serta tidak zamannya menggunakan bahasa daerah.
Anak-anak jaman sekarang menganggap apabila berucap menggunakan bahasa jawa dicap sebagai orang ketinggalan jaman.
Sungguh sangat disayangkan apabila anak-anak sudah tidak mengenal budaya jawa. Bisa jadi jati diri mereka sebernarnya akan hilang seiring jaman bertambah.
Dilansir dari Youtube Sakarep yang berjudul "Wejangan Cak Nun#1" Wong Jowo Ojo Ilang Jawane.
Kita Sendiri sebagai orang Jawa itu sudah kaya, bisa dilihat dari tiga hal yakni bahasa, musik, dan filsafat.
Bahasa Kita punya krama alus, krama kasar, ngoko alus, ngoko Kasar. Menurut Cak Nun, musik kita punya tembang Macapat, dan filsafat kita juga punya seperti Becik Ketitik ala ketara.
Maka dari itu sebagai orang Jawa harus bangga. Kita punya budaya yang unik. Kita juga kaya akan bahasa, kebudayaan.***