LingkarMadiun.com - Kelly Williams yang pernah menjadi mahasiswa asal Indonesia yang kuliah di China sempat memiliki pengalaman buruk dengan bea cukai kini menjadi sorotan.
Lewat unggahan akun TikToknya @kellwilliams, Kelly menumpahkan kekecewaannya terhadap aturan bea cukai yang dinilai sangat menyusahkan.
Tak hanya dirinya, Kelly merasa carut-marut peraturan di bea cukai dinilai telah merugikan teman-temannya dan masyarakat lainnya.
Baca Juga: Viral Curhat Wanita Kuliah di China, Ditodong Bea Cukai Bayar Pajak Rp14,5 Juta saat Masa Covid-19
Hal tersebut terlihat dari banyaknya balasan komentar pengguna TikTok yang merespon video curhatannya terkait keluhan pada bea cukai.
“Dear @Bea Cukai RI Indo please benerin sistem kalian dan jangan memeras kami para mahasiswa demi uang,” tulisnya sebagaimana dikutip LingkarMadiun.com pada 26 Maret 2023.
Kelly dengan tegas menyarankan bahwa pihak bea cukai harus menyadari terkait peraturan tentang Personal Effect di masa pandemi Covid-19.
Baca Juga: 4 Tips Dapat Jodoh Dengan Mudah, Nomor 3 Sering Dilupakan
Bahkan, dia juga mengeluhkan banyaknya customer service di berbagai platform yang sulit dihubungi yang justru tidak membantu memecahkan permasalahan.
“Kalian juga harus sadar peraturan kalian tentang ‘Personal Effect’ dengan limit waktu 1 tahun itu gak berlaku ketika Covid-19 melanda, banyak banget teman-teman yang lain juga gak nyangka gak bisa lanjutin kuliah dalam 2 tahun terakhir apalagi customer service di berbagai platform sangat sulit dihubungi dan tidak membantu, thanks before,” tegasnya.
Sebelumnya, Kelly membagikan pengalaman tidak mengenakan di akun TikToknya, dimana dia ditodong bayar pajak sebesar Rp14,5 juta oleh bea cukai atas barang pribadinya saat kuliah di China di masa pandemi Covid-19.
Baca Juga: Inilah Skuad Baru Timnas Belanda Asuhan Ronald Koeman, Ada Nama Pemain Baru
Kelly menegaskan bahwa peristiwa yang dia alami tersebut jauh sebelum bea cukai mengumumkan kebijakan akan menghentikan impor barang bekas.
Meski demikian, pada akhirnya Kelly berhasil menyelesaikan masalah tersebut, namun dia berpendapat bahwa sistem bea cukai di Indonesia cenderung ribet dan menyusahkan.
“Pokoknya ribet banget bea cukai Indonesia aku gedek banget, akhirnya aku selesai bisa urusin tapi aku harus ngurusin sampai Konjen RI di Shanghai, aku harus email, aku harus bayar formulir apa segala macam dan benar-benar ribet banget,” pungkasnya.***