Lingkar Madiun- Secara umum masyarakat Indonesia tentu sudah tidak asing dengan monumen nasional (Monas) yang berdiri tegak ditengah-tengah lapangan merdeka Jakarta pusat.
Monas mulai dibangun pada tanggal 17 Agustus tahun 1961 dan dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli tahun 1975. Monumen tersebut memang terbilang unik jika dibandingkan dengan monumen atau tugu sejenisnya yang berada di daerah lain.
Sebab, di puncak monumen tersebut terdapat bongkahan emas seberat 38 Kg berbentuk kobaran api yang melambangkan semangat perjuangan yang menyala-nyala.
Baca Juga: Ramalan Shio Babi di Tahun 2021 Menurut Zodiak Cina: Akan Ada Perselisihan
Baca Juga: Rahasia Besar Dibalik Usia 40 Tahun, Ternyata Allah Mengisyaratkan Hal Ini! Simak Ulasannya
Meskipun demikian, sampai saat ini tidak banyak orang yang tahu bahwa emas yang bertengger di puncak Monas adalah hasil sumbangan.
Sosok penyumbang emas tersebut adalah Teuku Nyak Markam. Beliau adalah seorang pengusaha kaya asal Aceh.
Pada jaman pemerintahan presiden Soekarno, Teuku Markam merupakan keturunan uleebalang yang lahir pada tahun 1925 di Alue Campli, Seunuddon, Aceh Utara dari seorang ayah bernama Teuku Marhaban.
Di masa awal kemerdekaan, tak banyak masyarakat Indonesia yang berpikiran menggeluti bisnis sebagai profesi. Kebanyakan orang masih cenderung pasif untuk masalah perekonomian.