LINGKAR MADIUN- Ramalan Jayabaya juga dipercaya oleh tokoh-tokoh dalam zaman pergerakan politik. Mr.Pleyte pada zaman tersebut menjabat sebagai menteri pemerintahan Belanda dan menyerukan agar rakyat nusantara jangan terlalu menghiraukan ramalan Jayabaya.
Pernyataanl tersebut tentunya tidak digubris oleh rakyat. Sebab pemimpin pergerakan Nasional menanggap bahwa ramalan Jayabaya guna mampu memompa semangat rakyat untuk memperjuangkan kemerdekaan.
Bung Karno dengan suara menggelegar mengungkap sosok Ratu Adil Herucokro bukanlah secara fisik. Namun sosok tersebut merupakan suatu kiasan, pertanda bahwa akan datang masa pemerintahan yang adil jauh dari penindasan, penderitaan dan kesengsaraan.
Baca Juga: Subhanallah, Inilah 9 Orang yang Jasadnya Tidak Akan Hancur! Salah Satunya Presiden yang Adil
Zaman itu akan datang jika rakyat selalu bersatu untuk memperoleh kata "merdeka". Bung Karno menjelasakan kepada rakyat, bahwa Ratu Adil Heruco merupakan suatu keadaan setelah tercapainya kemerdekaan.
Pada tahun 1930 di hadapan sidang Volksraad, Bung Karno dengan tegas mengucapkan, “haraplah dipikirkan tuan-tuan, apakah sebabnya rakyat senantiasa percaya dan menunggu datangnya Ratu Adil? Apakah sebabnya Prabu Jayabaya masih terus menyalakan harapan rakyat tak lain dan tak bukan karena hati rakyat yang menangis tak habis-habisnya menunggu atau mengharap-harap datangnya pertolongan.”
Baca Juga: 4 Shio Ini Bakal Tajir Melintir Bagai Sultan di Akhir Bulan April 2021, Simak Disini
Pada Juli 1934, Muhammad Husni Thamrin di depan sidang Volksraad, mengucap dengan tegas, "tunjung putih sirna muktinya orang Jawa”, Kata-kata tersebur diartikan sebagai kepergian Belanda dan datangnya zaman kemerdekaan bagi Indonesia.