Kedua, orang-orang yang memang memiliki kecenderungan populer dan dikenal masyarakat. Dengan itu, banyak sekali masyarakat yang mengenalnya dan hal ini membuat peta politik berubah.
Baca Juga: Subliminal Diklaim Dapat Merubah Wajah Manusia, Begini Penjelasan Ahli
Kalau peta politik berubah, menurutnya banyak partai akan merubah strateginya. Seperti sekarang ini, kondisi pandemi covid-19 yang tidak terkendali. Apakah masyarakat akan menjatuhkan pilihannya pada orang-orang yang sama.
Menurut bossman ada kemungkinan iya, karena memang orang-orang ini terkenal populer. Masyarakat Indonesia memang masyarakat budaya populer, bukan masyarakat budaya konseptual. Jadi, menurut Mardigu Wowiek akan muncul orang-orang populer daripada orang-orang konsep.
Lalu yang ketiga adalah, subjektivitas orang-orang partai. Hal ini terjadi karena memang ada banyak hal yang menyebabkan figur-figur di partai berperan banyak. Apalagi dengan adanya keluarga partai dan mantan anak-anak presiden yang muncul. Tentu peta politik akan bergerak banyak.
Baca Juga: WhatsApp Siap Luncurkan Fitur Baru bernama View Once, Ini Fungsinya
Oleh karenanya, menurut Mardigu Wowiek akan muncul nama yang populer dan dekat dengan partai mayoritas yang akan menang.
Meskipun sekarang kondisi pandemi seperti ini, yang membuat masyarakat ekonominya menurun. Hal ini menurut Mardigu Wowiek tidak akan merubah skema politik yang ada di Indonesia. Karena itu tadi, pola popularitas politik yang sama.
Tapi Mardigu menolak memberikan nama siapa yang menjadi calon presiden. Tapi jika dilihat dari tayanganya, gambar Prabowo Subianto lebih banyak terekspose daripada calon-calon lainnya.***