Network
LINGKAR MADIUN - Fenomena spirit doll atau boneka arwah menghebohkan masyarakat usai beberapa selebriti mengaku merawatnya seperti anaknya sendiri.
Para selebriti, termasuk Ivan Gunawan, juga mulai memamerkannya ke publik melalui media sosial.
Tetapi, tak jarang sebagian masyarakat melihat seseorang yang merawat boneka arwah ini memiliki gangguan jiwa.
Sebab, para pemilik atau yang disebut dengan pengadopsi boneka arwah memperlakukan boneka mereka layaknya anak atau bayi manusia.
Baca Juga: Indigo Furi Harun Tanggapi Maraknya Adopsi Boneka Arwah, Ternyata Ini yang Terjadi
Lalu, sejauh mana orang yang memiliki boneka arwah ini disebut sudah kelewatan dalam memperlakukan boneka arwah?
Ternyata, memperlakukan boneka arwah selayaknya anak atau bayi itu adalah tanda-tanda gejala gangguan jiwa yang disebut dengan delusi.
Baca Juga: Kasus Infeksi Omicron Pertama di Jatim, 2 Orang Terinfeksi Karena Ngeyel Liburan di Bali
Dikutip dari laman Very Well Mind, delusi atau waham adalah keyakinan yang tetap dan salah yang bertentangan dengan kenyataan. Ini sering menjadi bagian dari gangguan psikotik.
Pemilik meyakini boneka arwah mereka punya kekuatan atau bisa memberikan atau melakukan apapun di luar nalar manusia, itu bisa disebut ide-ide mirip waham.
Orang yang mengalami kondisi seperti ini perlu diperiksakan ke dokter kejiwaan.
Dikutip dari Pikiran Rakyat, delusi mengenai boneka arwah yang bisa mendatangkan rezeki, kebahagiaan, dan rasa aman itu tanda delusi yang berbahaya.
Jika memang orang atau pemilik boneka arwah merasakan demikian, hal itu pastinya tidak datang dari boneka arwah.
Walaupun begitu, pemilik boneka arwah tidak bisa dikatakan memiliki gangguan jiwa tanpa pemeriksaan.
Butuh pemeriksaan yang detail dan sangat hati-hati untuk mengetahuinya.
Fenomena adopsi boneka arwah ini berawal dari postingan Ivan Gunawan yang memamerkan dua boneka arwahnya yang diakui didapat dari indigo Furi Harun.
Furi Harun akan memasukkan spirit atau arwah pada boneka tertentu yang diklaim menarik rezeki, keberuntungan, dan hal-hal yang lain.***
