Misi ini gagal dilakukan Stratton. Ia pun mencurigai pihak tertentu yang berkomplot dengan teroris tersebut.
Baca Juga: Dua Pemain Debut, Sempurna! The Blues Melibas Tuan Rumah Brighton & Hove Albion dengan Skor 3-1
Atasan Stratton meyakini pemimpin kelompok teroris ini adalah Grigory Barovsky yang juga dikenal sebagai mata-mata Rusia. Grigory diyakini sudah meninggal dunia dua puluh tahun lalu dalam peristiwa berdarah di antara kelompoknya dengan agen keamanan.
Meski begitu, kelompok teroris ini tetap beroperasi, meski Grigory tak lagi menjadi pemimpin.
Baca Juga: Kartu Prakerja untuk Pendaftaran Gelombang 9 Sudah Dibuka? Simak Bocorannya
Stratton mengetahui kelompok teroris ini beroperasi makin canggih. Mereka membuat bom dengan mengembangkan sistem drone untuk menyebarkan senjata biologis yang dapat mengancam keselamatan banyak orang. Mereka pun melakukan pelacakan jejak para teroris ini hingga ke Roma.***