Taliban Larang Anak Perempuan Sekolah Buat Bank Dunia Tunda 4 Proyek di Afghanistan Senilai 600 Juta Dollar AS

- 30 Maret 2022, 14:05 WIB
Ilustrasi Bank Dunia
Ilustrasi Bank Dunia /ANTARA

LINGKAR MADIUN- Bank Dunia telah menunda empat proyek di Afghanistan senilai 600 juta dolar AS di tengah kekhawatiran atas keputusan pemimpin Islam yang berkuasa di negara itu untuk melarang anak perempuan kembali ke sekolah menengah umum , kata bank tersebut.

Proyek-proyek, yang akan didanai di bawah Afganistan Reconstruction Trust Fund (ARTF), sedang dipersiapkan untuk dilaksanakan oleh badan-badan PBB untuk mendukung proyek-proyek di bidang pertanian, pendidikan, kesehatan, dan mata pencaharian.

Tetapi pedoman bank tersebut mengharuskan semua kegiatan yang dibiayai ARTF untuk mendukung akses ke dan kesetaraan layanan bagi perempuan dan anak perempuan di Afghanistan, kata bank tersebut, mengutip keprihatinan mendalamnya atas larangan Taliban terhadap anak perempuan yang bersekolah di sekolah menengah.

Baca Juga: Mohamed Salah Gagal Eksekusi Penalti Membuat Mesir Kalah dari Senegal dan Tersingkir dari Piala Dunia 2022

Akibatnya, kata bank, keempat proyek akan dipresentasikan kepada donor ARTF untuk disetujui hanya "ketika Bank Dunia dan mitra internasional memiliki pemahaman yang lebih baik tentang situasi dan keyakinan bahwa tujuan proyek dapat dipenuhi". 

Tidak segera jelas kapan itu bisa terjadi.

Para pejabat AS pekan lalu membatalkan pertemuan yang direncanakan di Doha dengan Taliban atas keputusan untuk menjauhkan anak perempuan dari sekolah menengah.

Dewan eksekutif Bank Dunia pada tanggal 1 Maret menyetujui rencana untuk menggunakan lebih dari US$1 miliar dari dana ARTF untuk membiayai program pendidikan, pertanian, kesehatan dan keluarga yang sangat dibutuhkan yang akan melewati sanksi otoritas Taliban dan mengucurkan uang melalui badan-badan PBB dan kelompok bantuan.

Baca Juga: Hasil Pertandingan Persahabatan Inggris vs Pantai Gading: Tiga Singa Galak!

ARTF dibekukan pada Agustus ketika Taliban mengambil alih kekuasaan ketika pasukan internasional pimpinan AS pergi setelah 20 tahun perang.

Halaman:

Editor: Khoirul Ma’ruf

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x