Network
LingkarMadiun.com - Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengatakan pada 2 Februari bahwa latihan militer AS dengan sekutunya akan mengubah semenanjung Korea menjadi gudang senjata perang yang sangat besar.
Kantor berita negara Korea Utara KCNA mengatakan Pyongyang tidak akan tertarik dalam dialog selama Washington mengejar kebijakan.
"Situasi militer dan politik di semenanjung Korea dan di wilayah tersebut telah mencapai garis merah ekstrim karena manuver konfrontasi militer yang sembrono dan tindakan bermusuhan oleh Amerika Serikat dan sekutunya," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Kementerian Luar Negeri Korea Utara.
Pernyataan dari pihak Korea Utara muncul setelah Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin tiba di Korea Selatan awal pekan ini. Tuan Austin dan mitranya dari Korea Selatan pada 31 Januari berjanji untuk meningkatkan latihan militer dan mengerahkan lebih banyak aset strategis seperti kapal induk atau pembom jarak jauh.
Sehari kemudian, AS dan Korea Selatan mengadakan latihan angkatan udara dengan partisipasi banyak pesawat tempur utama, seperti pesawat pengebom berat B-1B dan pesawat tempur F-22 "Predator" AS, serta pesawat tempur F-35 dari kedua negara.
Kementerian pertahanan Korea Selatan mengatakan latihan itu menunjukkan kemauan dan kemampuan AS untuk memberikan pencegah yang kuat terhadap ancaman rudal dari Korea Utara.
Korea Utara mengatakan akan menanggapi setiap langkah militer AS, termasuk menggunakan kekuatan nuklir paling kuat.
Pyongyang menambahkan bahwa latihan itu adalah langkah AS untuk mengubah semenanjung Korea menjadi zona perang dan gudang senjata perang yang sangat besar.
