Meski Saat Ini Memanas, Beginilah Sejarah Turki dan Prancis di Masa Lalu

- 31 Oktober 2020, 16:40 WIB
ilustrasi sejarah/pexels
ilustrasi sejarah/pexels /

LINGKAR MADIUN - Saat ini hubungan Turki dan Prancis sedang memanas. Perang kata-kata Presiden Prancis Emmanual Macron dengan Turki telah memberikan tekanan besar pada hubungan bilateral antara Ankara dan Paris.

Macron yang tak henti-hentinya mengomentari Turki dan Presidennya Recep Tayyip Erdogan. Namin secara umum dalam lingkar Ankara “hanya Macron yang bermasalah dengan Turki,” tidak dengan publik Prancis.

Pada aliansi bersejarah antara pendahulu Turki Kekhalifahan Utsmaniya atau Ottoman dan monarki Prancis, yang berasal dari abad ke-16 ketika Sulaiman Agung memasuki Perang Mohacspada tahun 1526, mengalahkan kekaisaran Hungaria, yang merupakan sekutu terkuat monarki Habsburg Austria.

Bagaimana keputusan Sultan Sulaiman untuk melawan Kekaisaran Hungaria membantu monarki Prancis saat itu. Dilansir dari JURNAL PALAPO dalam artikel "Sejarah Turki dan Prancis yang Jarang Diketahui, Paris pernah Minta Bantuan ke Khalifahan Utsmani".

Baca Juga: 4 Kontroversi K-Pop Yang Diawali Karena Salah paham

Setahun sebelum perang, Louise dari Savoy, ibu dari Raja Prancis, Francis I, menulis surat kepada khalifah, meminta bantuannya untuk mengeluarkan putranya dari penjara Habsburg. Sebagai sekutu utama Habsburg, Kekaisaran Hungaria menghadapi kekalahan mengerikan di tangan Utsmaniyah, menandai berakhirnya dinasti Jagiellonia.

Charles V, Raja Habsburg, merasakan tekanan untuk datang ke meja perundingan dan membebaskan Francis I. Peristiwa tersebut meletakkan dasar yang kuat bagi aliansi Prancis-Utsmaniyah, yang bertahan selama beberapa abad.

Membentuk aliansi dengan seorang kaisar Muslim adalah langkah kontroversial bagi seorang raja Kristen, namun hal itu membantu Francis I memperpanjang umur kekaisarannya.

“Prancis meminta bantuan dari Kekhalifahan Utsmaniyah di setiap kesempatan melawan Habsburg. Juga negara mendapat keuntungan dari dukungan Kekhalifahan Utsmaniyah ketika berjuang melawan dominasi Spanyol. Jadi, Utsamaniyah memiliki kesempatan untuk campur tangan dalam politik Eropa dan mereka melakukannya, ” kata Profesor Feridun Mustafa Emecen, seorang Sejarawan Kekaisaran Utsmani di Istanbul 29 Mayis University.

Halaman:

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: Jurnal Palopo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x