Subhanallah, Pakar Arkeolog Ini Temukan Bukti Ilmiah Sejarah Nabi Musa Saat Membelah Lautan! Simak Ulasannya

17 April 2021, 19:45 WIB
Ilustrasi lautan /Pexels/

Lingkar Madiun- Masih ingatkah kamu dengan kisah mukjizat Nabi Musa yang membelah laut merah dengan tongkatnya?

Jika kamu menganggap kisah tersebut hanya merupakan dongeng belaka, simak penjelasan berikut ini.

Seorang Arkeologi bernama Ron Wyatt pada akhir tahun 1988 mengaku bahwa dirinya telah menemukan beberapa bangkai roda kereta tempur kuno di dasar laut merah.

Baca Juga: Jembatan Patihan Ambrol, Ketua DPD RI Dukung Pemkot Madiun dalam Upaya Perbaikan

“ Mungkin ini merupakan bangkai kereta tempur Fir’aun yang tenggelam di lautan tersebut ketika digunakan untuk mengejar Musa bersama para pengikutnya,” ungkap Ron Wyatt.

Menurut pengakuannya, selain menemukan beberapa bangkai roda kereta tempur berkuda, Wyatt bersama krunya juga menemukan beberapa tulang manusia dan tulang kuda di tempat yang sama.

Penemuan ini tentunya semakin memperkuat dugaan bahwa sisa-sisa tulang belulang itu merupakan bagian dari kerangka bala tentara Fir’aun yang tenggelam di laut Merah.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Scorpio 17 April 2021, Akan Banyak Pengeluaran Tidak Terduga, Ternyata Ini Penyebabnya

Apalagi dari hasil pengujian yang dilakukan di Stockhlom University terhadap beberapa sisa tulang belulang yang berhasil ditemukan, memang benar adanya bahwa struktur dan kandungan beberapa tulang telah berusia sekitar 3500 tahun silam.

Menurut sejarah, kejadian pengejaran itu juga terjadi dalam kurun waktu yang sama. Selain itu, ada suatu benda menarik yang juga berhasil ditemukan, yaitu poros roda dari salah satu kereta kuda yang kini keseluruhannya telah tertutup oleh batu karang, sehingga untuk saat ini bentuk aslinya sangat sulit untuk dilihat secara jelas.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Indomie Bagi-bagi Hadiah Berupa Ribuan Jam Tangan Pintar? Begini Penjelasannya

Mungkin Allah SWT sengaja melindungi benda tersebut untuk menunjukkan kepada kita semua bahwa mukjizat yang diturunkan kepada Nabi-Nya merupakan suatu hal yang nyata dan bukan merupakan cerita karangan belaka.

Di antara beberapa bangkai kereta tersebut, ditemukan pula sebuah roda dengan 4 buah jeruji yang terbuat dari emas. Sepertinya, inilah sisa dari roda kereta kuda yang ditunggangi oleh Fir’aun sang raja.

Baca Juga: Tottenham Hotspur Vs Everton Berakhir Imbang, Ancelotti Kecewa dengan Permainan Timnya

Lokasi penyeberangan diperkirakan berada di Teluk Aqaba di Nuweiba. Kedalaman maksimum perairan di sekitar lokasi penyeberangan adalah 800 meter di sisi ke arah Mesir dan 900 meter di sisi ke arah Arab.

Sementara itu di sisi utara dan selatan lintasan penyeberangan (garis merah) kedalamannya mencapai 1.500 meter.

Kecerunan laut dari Nuweiba ke arah Teluk Aqaba sekitar 1/14 atau 4 derajat, sementara itu dari teluk Nuweiba ke arah daratan Arab sekitar 1/10 atau 6 derajat.

Baca Juga: Ingin Keuangan Tetap Hemat Selama Ramadhan? Ternyata Begini Resepnya

Diperkirakan jarak antara Nuweiba ke Arab sekitar 1.800 meter. Lebar lintasan laut merah yang terbelah diperkirakan 900 meter.

Dapatkah kita membayangkan berapa daya atau tekanan yang diperlukan untuk membelah air laut hingga memiliki lebar lintasan 900 meter dengan jarak 1800 meter pada kedalaman perairan yang rata-rata mencapai ratusan meter untuk waktu yang cukup lama. Mengingat pengikut Nabi Musa yang menurut sejarah berjumlah ribuan.

Menurut tulisan lain diperkirakan jaraknya mencapai 7 km dengan jumlah pengikut Nbai Musa sekitar 600.000 orang dan waktu yang ditempuh untuk menyebrang sekitar 4 jam.

Baca Juga: Memilukan! Inilah Dua Tamu yang Dirindukan Presiden Soekarno di Penghujung Hayatnya, Begini Kisahnya

Menurut perkiraan, diperlukan tekanan (gaya per satuan luas) sebesar 2.800.000 newton/m2 atau setara dengan tekanan yang kita terima jika menyelam di laut hingga kedalamam 280 meter.

Jika kita kaitkan dengan kecepatan angin, menurut beberapa perhitungan, setidaknya diperlukan hembusan angin dengan kecepatan konsisten 30 meter per deti (108 km/jam) sepanjang malam untuk dapat membelah dan mempertahankan belahan air laut tersebut dalam jangka waktu 4 jam. Sungguh luar biasa Allah Maha Besar.

Wallahu a’lam bishawab.***

 

Editor: Yeha Regina Citra Mahardika

Sumber: Youtube Ensiklopedia Al Fatih

Tags

Terkini

Terpopuler