Tragedi Letusan Gunung Semeru Rumini dan Ibunya Disebut Husnul Khotimah, Begini Kata Buya Yahya

14 Desember 2021, 17:50 WIB
Ilustrasi Rumini dan Ibu Saat Terjangan Erupsi Semeru Mendekati Mereka. /Facebook-Uky Tantra

 

LINGKAR MADIUN – Bencana erupsi gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur menyisakan luka mendalam bagi para korban. Rumini dan ibunya Salamah adalah salah satu diantara puluhan korban yang meninggal dunia.

Kisah Rumini dan Ibunya sempat viral di jagat maya, tidak hanya di media sosial Facebook. Kisah perempuan 28 tahun ini juga sempat mengegerkan jagat Twitter. Banyak komentar sedih yang ditagarkan.

Rumini adalah seorang perempuan berusia 28 tahun yang telah memiliki suami dan seorang anak. Dirinya memiliki ibu yang sudah berusia renta yang sudah tidak dapat berjalan yakni Salamah.

Baca Juga: Ingat! Inilah Ramalan Furi Harun, Wanita Indigo yang Membaca Kejadian Tahun 2022

Kegentingan letusan Gunung Semeru membuat penduduk berlarian mencari selamat. Dari bencana inilah muncul kisah Rumini yang paling menyayat hati.

Disaat orang lain keluar rumah, Rumini justru memilih kembali kerumah untuk menemui ibunya yang sudah renta.

Hingga pada akhirnya keduanya ditemukan meninggal dunia dengan keadaan berpelukan.

Baca Juga: Panik, Virus AIDS dan Virus Corona Bersatu Membentuk Virus Baru Ini?

Kisah ini juga menarik perhatian salah satu jemaah pengajian Ustadz Buya Yahya.

Dilansir Lingkar Madiun dari Youtube Al-bahjah TV, ada salah satu pertanyaan yang ditulis oleh jemaah seperti berikut.

“Apakah Rumini dan ibunya mati syahid? Atau Rumini dapat dikategorikan bunuh diri? Karena sebenarnya dia bisa menyelamatkan diri namun memilih mati bersama ibunya?” tanya jemaah pada Buya Yahya.

Menanggapi pertanyaan tersebut, Buya Yahya memberikan penjelasan. Sebelumnya beliau menyuruh para jemaah untuk mendoakan arwah Rumini dan Salamah Ibunya.

Baca Juga: Ingat! Inilah Ramalan Furi Harun, Wanita Indigo yang Membaca Kejadian Tahun 2022

“Jangan pernah berburuk sangka para orang lain. Terlebih jika dia sudah mati,” tegas Buya Yahya.

Beliau menambahkan,” Mungkin benar Rumini bisa melarikan diri dan hidup sampai saat ini, namun dia akan tersiksa batinnya karena membiarkan ibunya mati. Sebaliknya, dia memilih menjaga dan melindungi ibunya sebagai bentuk pengabdian sebagai anak.

“Jangan bilang kalau itu bunuh diri, mungkin saja Rumini ingin menyelamatkan ibunya, menggendongnya dan membawanya keluar. Namun tidak kuasa dan meninggal bersama,” imbuh Buya Yahya.

Baca Juga: Terjadi Gempa Susulan Berkekuatan 5,5 M di Laut Flores Hanya Berselang 27 Menit dari Gempa NTT, Ini Kata BMKG

Setiap kebaikan seseorang akan mendapatkan balasan yang baik. Semua amal tergantung niat dari orang itu sendiri.

Melalui kisah Rumini dan ibunya Salamah ini kita bisa mengambil pelajaran. Kasih sayang ibu kepada anaknya tidak akan pernah habis termakan waktu.

Saat orang tua telah renta, itulah saat terbaik untuk merawat dan melindunginya. Seperti ketika para ibu dengan sabar mendidik dan selalu melindungi anak-anaknya dari kecil hingga dewasa.***

Editor: Ninda Fatriani Santyra

Sumber: Youtube Al Bahjah TV

Tags

Terkini

Terpopuler