Meneladani Sifat Rasulullah SAW dalam Menghadapi Hinaan dan Celaan

- 31 Desember 2020, 17:23 WIB
Kaligrafi lafadz nabi Muhammad
Kaligrafi lafadz nabi Muhammad /Masmufid/

 

LINGKAR MADIUN - Suatu ketika, Rasulullah yang mulia sedang duduk bersama sahabat Abu Bakar. Tiba-tiba muncul seseorang yang mencela Abu Bakar. Menyaksikan celaan orang tersebut, Rasulullah diam dan tersenyum. Namun, Abu Bakar merasa jengkel sehingga membuat ia pun balas mencela orang tersebut.

Rasulullah tampaknya tidak menyukai perbuatan sahabatnya itu. Beliau bangkit berdiri dan merengkuh pundak Abu Bakar seraya menampakkan raut wajah yang marah. Sontak saja Abu Bakar heran melihat roman Rasulullah yang berubah tersebut. “Ya Rasulullah, ketika orang itu mencelaku, engkau tetap duduk dan diam. Namun, ketika aku membantah celaannya, engkau tampak marah dan berdiri?” tanya Abu Bakar.

Kemudian, Rasulullah menjelaskan, “Ketika engkau diam tidak membalas, ada malaikat yang menyertaimu dan dialah yang membantah celaan orang itu. Namun, ketika engkau mulai membantahnya, malaikat itu pergi, dan yang datang adalah setan.”

Baca Juga: Lindungi Anak dari Ancaman Kekerasan, Lee Min Ho Berikan Donasi

Mendengar penjelasan Rasulullah, Abu Bakar terdiam. Lalu, Rasulullah melanjutkan, “Hai Abu Bakar, ada tiga hal yang semuanya benar. Pertama, ketika seorang hamba dizalimi, kemudian ia memaafkannya karena Allah, niscaya Allah akan memuliakannya.”

“Kedua, ketika seorang hamba memberi sedekah dan menginginkan kebaikan, Allah akan menambah banyak hartanya.Ketiga, ketika seorang hamba meminta harta kepada manusia untuk memperbanyak hartanya, niscaya Allah tambahkan kepadanya kekurangan,"jelas Nabi. 

Baca Juga: Malam Tahun Baru 2021, Presiden Jokowi Hanya Berkumpul dengan Keluarga di Istana Bogor

Apakah kita boleh marah ketika ada orang lain mencela kita? Boleh. Apakah kita boleh membalas celaannya? Sah saja. Namun, kita tinggal memilih: mau ditemani malaikat tersebab kita sabar dicela atau ditemani setan akibat membalas celaannya? Sebuah pilihan yang akan diperebutkan oleh dua kekuatan yang ada di dalam diri kita: nafsu dan iman.

Halaman:

Editor: Yeha Regina Citra Mahardika


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x