LINGKAR MADIUN - Ada banyak kisah menakjubkan yang terjadi pada zaman dahulu.
Namun banyaknya kisah tersebut harus diteliti dengan seksama, karena bisa jadi berasal dari hadits lemah atau bahkan palsu.
Salah satu kisah yang ternyata lemah adalah kisah satu keluarga yang dieksekusi di dalam kuali besar secara hidup-hidup, dan berikut ini kisah selengkapnya.
Baca Juga: Mengejutkan! Hadist Ini Ternyata Palsu, Padahal Sudah Banyak Orang yang Mempercayainya
Kisah ini datang dari Masyithah, seorang wanita penyisir rambut keluarga Firaun.
Pada suatu hari, Masyithah sedang menyisiri rambut putri Firaun.
Tiba-tiba sisir jatuh, dan Masyithah mengambilnya sambil mengucapkan “Bismillah (dengan nama Allah).”
Baca Juga: Disebutkan oleh Ibnu Abbas, Gunung yang Ada di Armenia Ini Diyakini Sebagai Tembok Yakjuj dan Makjuj
Putri Firaun kemudian bertanya, apakah itu nama dari ayahnya.
Masyithah menjawab tidak, lalu mengatakan Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah.
Putri itu membalas dengan ancaman bahwasanya ia akan melaporkan kepada sang ayah.
Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat Bani Israil, Keturunan Mulia yang Terancam oleh Api Neraka
Tak lama kemudian, Masyithah dipanggil untuk menghadap Firaun, dan ia ditanya apakah ada Tuhan selain dirinya.
Dengan tegas, Masyithah mengatakan "iya, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah."
Firaun yang marah, kemudian memerintahkan pelayannya untuk memanaskan kuali besar untuk dijadikan tempat eksekusi Masyithah dan keluarganya.
Baca Juga: Mengenal Nasab Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam, Nabi Keturunan Ismail Alaihi Salam
Masyithah memiliki empat orang anak, satu di antaranya masih bayi.
Saat anak bayinya hendak dimasukkan, Masyithah merasa kasihan dan nyaris mengakui ketuhanan Firaun.
Namun tiba-tiba anak bayinya berkata "Wahai ibu, masuklah! Sesungguhnya siksaan di dunia lebih ringan daripada siksa akhirat."
Akhirnya, Masyithah dan keempat anaknya dimasukkan ke dalam kuali besar tersebut dan meninggal.
Sebelum meninggal, Masyithah telah meminta kepada Firaun agar nantinya mengumpulkan tulang-tulang mereka menjadi satu.
Itulah kisah Masyithah yang sudah sangat masyhur di kalangan kaum muslimin.
Sayangnya, kisah yang menakjubkan itu berasal dari hadits lemah sehingga tidak bisa dijadikan pegangan.
Berdasarkan penjelasan para ulama ahli hadits, kisah tersebut menjadi lemah karena hapalan perawinya berubah.
Perawi yang berubah hapalannya bernama Atha' bin Saib sebagaimana yang dijelaskan oleh Syaikh Albani di kitab Adh-Dha’ifah nomor 880. ***