LINGKAR MADIUN – Setiap hamba Allah pasti diwajibkan untuk senantiasa mengingat kebesaran Allah SWT.
Dengan begitu, umat Muslim diharapkan untuk selalu mawas diri dengan kekuasaan Allah serta merasa tenang dan damai.
Baca Juga: Masya Allah, Pahala Seperti Haji dan Umroh, Berikut Keutamaan Luar Biasa Zikir Pagi dan Petang
Bahkan Allah SWT berfirman bahwasannya hanya dengan mengingat Allah, hati kita menjadi tenteram.
Banyak bacaan dzikir yang disarankan untuk dibaca kaum muslimin, yang seringkali memiliki syarat harus dibaca dengan jumlah tertentu.
Lalu bagaimana jika kita sedang berdzikir sambil melakukan sesuatu, sehingga tidak sempat menghitung atau tanpa hitungan?
Dilansir LINGKAR MADIUN dari video cuplikan ceramah Uztad Abdul Somat dari kanal YouTube Uztad Menjawab, sang uztad membahas mengenai masalah ini.
Salah seorang jamaah bertanya mengenai hukum dzikir tanpa menghitung jumlah pada Uztad Abdul Somad.
“Dalam perjalanan kerja atau usaha saya berusaha untuk berdzikir. Tapi dzikir saya tak pernah saya hitung, apakah itu dibenarkan?,“ tanya sang jamaah.
Uztad Abdul Somad spontan menjawab bahwa dzikir tanpa dihitung adalah yang paling mantap.
“Inilah (dzikir tanpa menghitung) yang paling mantap. Ini namanya unlimited (tidak terbatas),” jawabnya.
Uztad Abdul Somat menambahkan bahwa orang menghitung jumlah dzikirnya adalah biasanya adalah untuk penyemangat.
Baca Juga: 7 Khasiat Dahsyat Dzikir Laa Huala Wala Quwwata Illa Billah, Bisa Jadi Penawar 99 Penyakit
“Orang yang menghitung dzikirnya supaya diri dia terikat. Misalkan, harus membaca dzikir sekian ratus, maka dia akan melakukannya untuk motivasi. Jadi tidak masalah,“ jawabnya.
Orang yang berdzikir dengan menghitung adalah bentuk penyemangat dan pembiasaan diri.
Sebaliknya, orang yang sudah terbiasa berdzikir, maka dia akan melakukannya otomatis tanpa menghitung.
Uztad Abdul Somat pun mencontohkan kebiasaan dzikir seorang syekh.
“Syekh Muhammad Najmuddin Al Kurdi, guru besar Universitas Al Azhar, tidak memegang tasbih saat dzikir. Jadi dulu saya melihatnya bingung. Biasanya seorang syekh selalu memegang tasbih, namun beliau tidak,“ akunya.
“Karena menurut Syekh Najmuddin, dzikir itu tidak berhenti. Mulut harus selalu berdzikir mengingat Allah,“ ujarnya.
Jadi, berdzikir memakai hitungan tertentu atau tidak memakai hitungan adalah sama baiknya.
Dzikir memakai hitungan digunakan untuk motivasi untuk pembiasaan pada kebiasaan dzikir tanpa putus.***