Kandungan Jahe Merah Bagus Untuk Mengatasi Asam Urat

- 27 November 2020, 14:46 WIB
Ilustrasi  Jahe Merah
Ilustrasi Jahe Merah /Dezalb/.*/Pixabay/Dezalb

 

LINGKAR MADIUN - Asam Urat/Gout  adalah penyakit metabolik saat terjadi penumpukan asam urat dalam tubuh secara berlebihan.

Gout ditandai dengan adanya serangan berulang dari peradangan sendi yang akut, kadang disertai pembentukan tofus dan kerusakan sendi secara kronis.

Gout dapat terjadi akibat produksi dari asam urat yang berlebihan, pembuangan asam urat yang menurun, atau akibat peningkatan asupan makanan kaya purin. Peningkatan risiko gout dapat terjadi akibat konsumsi daging atau makanan laut (seafood) serta kacang-kacangan dalam jumlah banyak.

Baca Juga: Zlatan Ibrahimovic Absen, AC Milan Gagal Meraih Kemenangan Melawan Lille

Penyakit asam urat konon lebih sering menyerang laki laki dari pada wanita. Jika penyakit ini menyerang wanita maka pada umumnya wanita yang menderita adalah sudah menopause.

Biasanya wanita yang belum menopause kadar hormon estrogen di dalam tubuhnya cukup tinggi, hormon inilah yang membantu mengeluarkan asam urat melalui kencing sehingga kadar asam urat wanita yang belum menopause pada umumnya normal.

Sementara itu pada aki-laki tidak mempunyai kadar hormon estrogen yang tinggi dalam darahnya. Hal inilah yang memicu asam urat sulit dikeluarkan. Pada laki-laki penyakit asam urat sering menyerang di usia setengah baya. Pada usia setengah baya kadar hormon androgennya mulai stabil tinggi dan kadar asam urat darahnya pun bisa tinggi bahkan sudah bisa menimbulkan gejala penyakit asam urat akut.

Baca Juga: Update Virus Corona 27 November 2020, Indonesia Menduduki Posisi 23 Dunia

Salah satu tumbuhan berkhasiat obat untuk asam urat diantaranya adalah  jahe merah. Jahe merah (Zingiber officinale Roscoe) merupakan salah satu dari temutemuan suku Zingiberaceae yang berperan penting dalam berbagai aspek di masyarakat Indonesia.

Rimpang jahe merah sudah digunakan sebagai obat secara turun-temurun karena mempunyai komponen volatile (minyak atsiri) dan non volatile (oleoresin) paling tinggi jika dibandingkan dengan jenis jahe yang lain yaitu kandungan minyak atsiri sekitar 2,58- 3,90% dan oleoresin 3%.

Minyak atsiri merupakan salah satu dari dua komponen utama minyak jahe. Jahe kering mengandung minyak atsiri 1-3%, sedangkan jahe segar yang tidak dikuliti kandungan minyak atsiri lebih banyak dari jahe kering.

Bagian tepi dari umbi atau di bawah kulit pada jaringan epidermis jahe mengandung lebih banyak minyak atsiri dari bagian tengah demikian pula dengan baunya. Kandungan minyak atsiri juga ditentukan umur panen dan jenis jahe.

Baca Juga: Berita Duka,Bupati Situbondo Wafat Akibat Terpapar Covid-19,Begini Profil Dadang Wigiarto

 

Pada studi invitro menunjukkan ekstrak air dari rebusan jahe dapat menghambat aktivitas siklo oksigenase, sehingga dapat menghambat metabolisme asam arakidonat dan agragrasi platelet. Selain itu, jahe kering dapat digunakan untuk pengobatan reumatoid arthritis karena pada 75% pasien yang mengkonsumsi rimpang jahe sering terjadi penurunan rasa sakit dan bengkak.

Mekanisme jahe kering dapat digunakan sebagai anti inflamasi terkait dengan kerjanya dalam menghambat dari biosintesis prostaglandin. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak jahe merah dapat menurukan kadar asam urat dalam darah.

Selain itu juga dapat menurunkan rasa nyeri oleh karena penghambatan pada jalur siklo oksigenase. Jahe merah memiliki volatile oil dan non-volatile oil yang dapat menurunkan kadar asam urat darah. Selain itu, jahe merah dapat meredakan nyeri oleh karena penghambatan pada jalur siklo oksigenase sehingga prostaglandin dapat dihambat.***

Editor: Yeha Regina Citra Mahardika


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah