Pakar Ekonom Ungkap Ancaman Krisis Ekonomi Indonesia yang Lebih Mengerikan dari 1998

22 Januari 2021, 17:25 WIB
Pakar Ekonom Ungkap Ancaman Krisis Ekonomi Indonesia yang Lebih Mengerikan dari 1998 /Stefan Keller

LINGKAR MADIUN - Ekonom Rizal Ramli memperingatkan pemerintah agar berhati-hati di tahun 2021 karena Indonesia berpotensi terjatuh dalam krisis melebihi tahun 1998.

Pada krisis 98 masyarakat Indonesia yang tinggal di luar Jawa masih bisa ekspor karet, kopi, kopra, dengan untung lima sampai enam kali. Orang di luar Jawa kaya raya meski orang di Jawa sedang susah.

Saat ini di Jawa tidak ada ekses kapasitas, di luar Jawa banyak masalah di komoditi. Meski rupiah melemah susahnya orang di Jawa dan luar Jawa sama saja.

Baca Juga: Inilah Tanda Kamu Sedang Alami Depresi, Merasa Lelah Salah Satunya

Baca Juga: Penyaluran Subsidi Listrik PLN Via Whatsapp Akan Dihentikan, PLN Mobile Prioritasnya

Contohnya, 70% mahasiswa Indonesia, Jawa dan luar Jawa, tidak mampu membayar uang kuliah. Ha Ini saja pemerintah tidak mampu membereskan.

Tentu ada faktor selain ekonomi yaitu sosial dan politis. Rizal Ramli pernah mengingatkan hal tersebut saat zaman Presiden Soeharto. Mesi apa yang disampaikan dirinya diabaikan dan dipandang sebelah mata.

Ia menjelaskan pada Oktober 1996, timnya mengeluarkan laporan 150 halaman yang menyatakan ekonomi Indonesia pada 97 dan 98 akan mengalami krisis yang sangat besar, terdapat angka-angka dan simulasinya, tetapi dibantah analis di dalam dan luar negeri.

Baca Juga: Subsidi Listrik 2021 Masih Berlangsung, Bob Saril: Ada Perbedaan Mekanisme

Baca Juga: Ramalan Shio Tikus di Tahun 2021 Menurut Zodiak Cina

Mereka mengatakan ekonomi baik-baik saja. Pengusaha, Menkeu, bank sentral juga membantah, hingga akhirnya ramalan tersebut akhirnya terjadi.

Pada Oktober 1997 dalam pertemuan Seskogab di Bandung yang dihadiri 200 jenderal dan kolonel.

Rizal Ramli kembali menyampaikan prediksinya bahwa Pak Harto kemungkinan akan jatuh.

Baca Juga: Penyaluran Subsidi Listrik PLN Via Whatsapp Akan Dihentikan, PLN Mobile Prioritasnya

Baca Juga: Inilah Tanda Kamu Sedang Alami Depresi, Merasa Lelah Salah Satunya

Lagi-lagi hal tersebut dibantah karena Pak Harto posisinya sangat kuat.

Padahal jika melihat situasi geopolitik, ekonomi dan sosial, Pak Harto akan jatuh sebentar lagi dan diganti.

Meski semua kaget tetapi pernyataanya dibantah dan akhirnya terjadi.

Padahal akhir April 1998 tidak ada orang Indonesia yang mempercayai Soeharto akan jatuh karena saat itu Soeharto sangat kuat dan baru saja terpilih kembali pada 11 Maret dengan suara mayoritas, didukung oleh tentara dan semua kalangan bisnis.

Baca Juga: Gempa Bumi Di Kepulauan Taulud Berkekuatan M 7,1 SR  Tidak Berpotensi Tsunami

Baca Juga: Prancis Imbau Warganya Gunakan Masker Medis, Masker Kain Tak Cukup Lindungi dari COVID-19

Tidak ada yang menyangka bahwa satu bulan setelahnya Pak Harto justru selesai, karena krisis ekonomi 98 itu sangat besar dan cara penyelesaian Pak Harto mengikuti cara IMF ke arah kehancuran.

Negara Korea Selatan saa krisis 97 membawa 100 taipan ke New York dan minta tolong kepada Gubernur Bank Sentral AS dan Menkeu AS untuk memberi kredit ke taipan Korsel, setelah work out loan selama seminggu, akhirnya korsel keluar cepat dari krisis.

Begitu pun Malaysia, PM Mahathir Muhammad tidak mendengarkan IMF karena jika mengikuti IMF maka mata uang akan anjlok, ekonomi anjlok dan Pak Mahathir akan jatuh. Akhirnya Malaysia pun ekonominya stabil selama dua tahun.

Baca Juga: Terbukti Bersalah Dalam Program Produce 101, MBK Entertainment dan PocketDol Didenda

Baca Juga: Subsidi Listrik 2021 Masih Berlangsung, Bob Saril: Ada Perbedaan Mekanisme

Pertumbuhan ekonomi mencapai enam perse bahkan ekonomi Malaysia rebound kembali. Indonesia yang pada waktu itu ikut saran IMF. Ekonomi Indonesia anjlok ke minus 13%, bank-bank bangkrut dan biaya untuk menyelesaikan kasus bank BLBI hampir 80 miliar dolar.

Ia juga menegaskan dirinya tidak punya indera keenam dan tidak percaya ramalan. Dirinya hanya memperkirakan berdasarkan perkembangan situasi dan melakukan simulasi terdapat situasi terbaik dan terburuk dalam track record yang ada.

Menurutnya janji pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5 persen itu hanya angin surga karena untuk tahun 2021, Indonesia akan mengalami krisis yang lebih serius dibanding tahun lalu karena pandemi Covid dan daya beli masyarakat yang masih hancur.***

Editor: Khoirul Ma’ruf

Sumber: YouTube Bravos Radio Indonesia

Tags

Terkini

Terpopuler