LINGKAR MADIUN– Kapal selam KRI Nanggala-402 yang telah dinyatakan tenggelam kini masih dalam proses pencarian.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun mengajak umat Muslim agar melakukan shalat gaib untuk para kru kapal tersebut.
Baca Juga: Gempa Majene Sulbar adalah Perulangan Gempa 1969, Benarkah? Berikut Penjelasan BMKG
Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua MUI Anwar Abbas pada hari Minggu, 25 April 2021 melalui keterangan tertulis.
"Mari melaksanakan Shalat Gaib agar semua dosa mereka diampuni dan pengabdian serta pengorbanan yang telah mereka berikan kepada bangsa dan negaranya menjadi ibadah serta mendapatkan ganjaran pahala yang sebesar-besarnya dari-Nya," tutur Anwar.
Menurut Anwar, kabar mengenai KRI Nanggala-402 yang tenggelam di perairan sebelah utara Pulau Bali membawa duka untuk masyarakat Indonesia.
Baca Juga: Jatim Waspada! Kepala BMKG Ingatkan Potensi Gempa 8,7 SR dan Tsunami di Wilayah Pesisir Selatan
Anwar pun masih berharap agar segera muncul kejelasan mengenai lokasi titik tenggelamnya KRI Nanggala-402 beserta awak kapalnya.
"Tetapi kalau seandainya harapan itu tidak kita dapatkan, kita mengharapkan agar kita semua terutama pihak keluarga dapat menerima musibah ini dengan penuh ketabahan dan kesabaran," ujar Anwar.
Baca Juga: Gempa Majene Sulbar adalah Perulangan Gempa 1969, Benarkah? Berikut Penjelasan BMKG
Anwar juga mengutip sebuah hadits terkait musibah tenggelamnya kapal KRI Nanggala-402, yakni bahwa meninggal karena tenggelam adalah mati syahid.
"Siapa yang mati karena tenggelam maka dia mati dalam keadaan syahid. (HR Muslim 1915)".
Baca Juga: Rutinkan 3 Amalan Ringan Ini untuk Memperberat Timbangan Amal Baik di Akhirat
Sebelumnya, KRI Nanggala-402 dikabarkan melakukan kontak terakhir sebelum menyelam pada hari Rabu, 21 April 2021 pada pukul 03.00 WIB.
Tim sea rider pun masih dapat memantau posisi geladak dari haluan KRI Nanggala-402 dari jarak 50 meter pada pukul 03.30 WIB.
Baca Juga: Gempa Majene Sulbar adalah Perulangan Gempa 1969, Benarkah? Berikut Penjelasan BMKG
KRI Nanggala-402 pun menyelam pada pukul 03.46 WIB dan mulai hilang kontak. Padahal, kapal selam ini dijadwalkan untuk kembali ke permukaan pada pukul pukul 05.15 WIB di hari yang sama.***