Inilah Profil 7 Jenderal Korban G30SPKI yang Perlu Kamu Ketahui

20 September 2020, 10:47 WIB
Profil tujuh perwira korban G30S PKI. /

LINGKAR MADIUN – Gerakan 30 September PKI (G30SPKI) merupakan masa gelap bagi bangsa Indonesia. Banyak kontroversi yang menyelimutinya.

Namun yang jelas gerakan itu telah mengorbankan 6 jenderal dan 1 perwira tinggi militer Indonesia.

Beberapa sumber mengatakan, gerakan itu dipimpin oleh Dipa Nusantara Aidit merupakan ketua dari PKI saat itu. Gerakan itu berhasil melenyapkan sebanyak tujuh perwira tinggi militer Indonesia. 

Baca Juga: Pemuja Bangsa Viking, Atik Laeli Pelaku Mutilasi Kalibata City Terancam Hukuman Mati

Baca Juga: Kisah Masa Lalu Laeli Atik Supriyatin, dari Pelakor Hingga Jadi Pelaku Mutilasi Kalibata City

Ketujuh perwira itu kemudian diberi gelar sebagai Pahlawan Revolusi atau Pahlawan Nasional yang ditetapkan pada 5 Oktober 1965.

Berikut Lingkar Madiun merangkum Pahlawan Revolusi yang dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

1. Letnan Jenderal TNI Ahmad Yani

Letnan Jenderal Ahmad Yani merupakan pria kelahiran Purworejo, Jawa Tengah, 19 Juni 1922. Yani mendapat julukan Juru Selamat Magelang. Sebab ia mampu mempertahankan Kota Magelang dari Belanda.

Selanjutnya, Yani juga dikenang karena membentuk sebuah kelompok pasukan khusus. Yang disebut The Banteng Raiders. Selain itu, Yani merukapan Panglima Angkatan Darat ke-6 pada era Presiden Soekarno.

Namun ia gugur dalam peristiwa G30SPKI itu. Sebanyak 200 orang penculik mencoba mengepung rumah Yani di Jalan Latuharhary No. 6 di pinggiran Jakarta Menteng, Jakarta Pusat.

Akhirnya dia dibunuh dan mayatnya dibuang ke dalam Lubang Buaya, 1 Oktober 1965.

2. Mayor Jenderal R. Suprapto

Suprapto lahir di Purwokerto, Jawa Tengah, 20 Juni 1920 . Ia menjadi salah satu korban dalam G30S/PKI.

Supraptobdijemput oleh pasukan Cakrabiwara dari kediamannya dengan alasan dipanggil Presiden Soekarno.

Tetapi, tidak satupun anggota keluarga yang mengetahui hal itu. Karena, anggota keluarganya sedang tidur nyenyak.

Sejak saat itu, Suprapto tidak pernah pulang lagi ke rumah. Pada 3 Oktober 1965 dini hari, mayatnya ditemukan bersama korban lainnya di dasar sumur Lubang Buaya.

3. Mayor Jenderal M.T. Haryono

Mayor Jenderal ini mempunyai nama lengkap Mas Tirtodarmo Haryono. Merupakan Jenderal bintang tiga kelahiran Surabaya, 20 Januari 1924.

Sama dengan Suprapto, ia dijemput paksa oleh anggota Tjakrabirawa.

Sekitar pukul 08.00, sekelompok orang melepaskan tembakan ke arah rumah Haryono di Jalan Prambanan No 8.

Meski sempat berusaha kabur, namun ia ditembak mati oleh para penculik tersebut.

Kemudian, mayatnya dibawa melalui kebun, dan tubuhnya dibawa ke salah satu truk yang sudah menunggu untuk dibawa ke Lubang Buaya. 

Jenazahnya dimasukan ke sumur Lubang Buaya bersama dengan mayat para jenderal lainnya yang juga dibunuh.

4. Mayor Jenderal S Parman

Mepunyai nama lengkap Siswondo Parman. Merupakan perwira kelahiran Wonosobo, Jawa Tengah, 4 Agustus 1918. Bersama dengan tentara lainnya ditangkap hidup-hidup.

Dia dijemput dari rumahnya yang berada di Jalan Syamsurizal No. 32, sekira pukul 04.10 WIB.

Pasukan yang menjemputnya berjumlah sebanyak 24 pasukan. Mereka berseragam Tjakrabirawa (Istana Garda).

Siswondo Parman dimasukkan ke dalam truk dan dibawa ke basis gerakan di Lubang Buaya. Setelah itu, ditembak mati dan dibuang ke sumur bekas atau Lubang Buaya.

5. Brigader Jenderal D.I. Pandjaitan

Donald Isaac Panjaitan, pahlawan revolusi ini lahir di Balige, Sumatera Utara, 9 Juni 1925. Sama seperti lainnya ia dijemput sepasukan tentara.

Diapun ditembak mati di rumahnya. Sementara mayatnya dimasukkan ke dalam truk dan dibawa menuju ke markas gerakan di Lubang Buaya.

6. Brigader Jenderal Sutoyo Siswomiharjo

Lahir di 28 Agustus 1922 Kebumen, Jawa Tengah. Sutoyo Siswomiharjo pernah menjabat sebagai inspektur kehakiman/jaksa militer utama pada tahun 1961.

Dini hari tanggal 1 Oktober 1965, anggota Gerakan 30 September yang dipimpin oleh Sersan Mayor Surono masuk ke dalam rumah Sutoyo di Jalan Sumenep, Menteng, Jakarta Pusat.

Seperti yang dialami rekan-rekannya, dia dibawa dengan alasan mendapat panggilan dari Presiden Soekarno. Tetapi, ternyata Sutoyo dibawa ke markas PKI. Ia akhirnya dibunuh dan mayatnya dilempar ke dalam sumur di Lubang Buaya.

7. Letnan Satu Pierre Tendean

Memiliki nama lengkap Pierre Andries Tendean. Tendean merupakan salah satu perwira militer yang ikut menjadi korban salah tangkap G30S/PKI. Pasalnya, yang menjadi sasaran utama bukanlah dia. Melainkan Jenderal Besar TNI (Purn) Abdul Haris Nasution. 

Tendean yang sedang tidur di ruang belakang rumah Jenderal Nasution terbangun karena suara tembakan dan ribut-ribut. Kemudian, dia berlari ke bagian depan rumah. 

Melihat kondisi rumah yang gelap, gerombolan G30S yang mengira dirinya sebagai Nasution dan membawanya ke rumah kosong di daerah Lubang Buaya.

Dia meninggal setelah menerima tembakan dari anggota PKI. Tak lama, mayatnya dan enam perwira lainnya dibuang ke dalam sumur tua.***

Editor: Rendi Mahendra

Tags

Terkini

Terpopuler