Bukan Terbelah, Gunung Salak Longsor Akibat Hujan Lebat

28 September 2020, 11:29 WIB
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menerima informasi mengenai tanah longsor yang terjadi di Gunung Salak, Provinsi Jawa Barat. /Mantra Sukabumi

LINGKAR MADIUN- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menerima informasi mengenai tanah longsor yang terjadi di Gunung Salak, Provinsi Jawa Barat.

Longsoran dipicu salah satunya hujan yang sangat lebat seminggu sebelumnya yaitu pada Senin 21 September 2020. Saat itu hujan diikuti dengan angin kencang. Fakta ini sekaligus menampik kabar viral yang menyebutkan apabila Gunung Salak terbelah.

Baca Juga: Waspada ! BMKG Prediksi Terjadi Potensi Hujan Lebat 3 Hari ke Depan di 22 Wilayah Indonesia

Baca Juga: Segera Daftar, Kartu Prakerja Gelombang 10 Dibuka Batch Terakhir, Tersisa 200 Ribu Kuota

Berdasarkan laporan Resort PTNW Gunung Salak 1 pada Kamis 24 September 2020, curah hujan mengakibatkan debit air Sungai Cikedung meluap dan longsoran di bibir sungai.

Wilayah pemantauan di Desa Pasirjaya, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Identifikasi lapangan hingga jalur Sungai Cikedung dari hulu atau puncak Salak 3 sampai hilir (Palalangon). 

Baca Juga: BLT BPJS Ketenagakerjaan Tahap 5 Cair Paling Lambat Selasa 29 September

“Luapan Sungai Cikedung juga dipicu oleh rusaknya jalur sungai, seperti pendalaman dan pelebaran jalur sungai, serta kerusakan lain di bagian hilir," kata Kepala BNPB, Doni Monardo dalam keterangannya, Sabtu 26 September 2020.

Beberapa catatan terkait dengan kerusakan yang teridentifikasi yakni tertutupnya akses jalan dari Kampung Palalangon dan Kampung Loji dan longsor di tiga wilayah yang menimpa rumah warga, musola dan jembatan penghubung Palalangan dan Loji. 

Baca Juga: Sesi Debat Sidang PBB, Diplomat Sylvany Kecam Vanuatu untuk Tak Sok Tahu Soal Urusan Indonesia

Hasil survei hulu Sungai Cikedung dan Cisereh di puncak Gunung Salak-3 menyebutkan terdapat longsoran di sepanjang bibir hulu sungai akibat hujan deras pada Senin lalu.

Di samping itu, pada pemantauan saat itu Tim Resort Salak-1 dan PSSEJ tidak menemukan adanya bekas penebangan liar. Bencana longsor akibat fenomena alam, kayu yang dibawa air sungai merupakan longsoran sepanjang aliran sungai. 

Baca Juga: Habib Rizieq Kangen Umat, Katanya: Saya Pengin Cepat Pulang ke Indonesia

Pada saat kejadian tinggi air sungai dihulu atau puncak Salak 3 cukup tinggi dan air terpecah di lokasi pesawahan dan ladang atau kebun masyarakat. Pada cuaca normal aliran air sungai sangat kecil, dan akan sangat besar pada saat hujan deras atau ekstrem. 

Menyikapi hal itu, Doni meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat untuk mengingatkan masyarakat yang berada di bagian bawah dan di sekitar kawasan agar berhati-hati.

Baca Juga: Link Live Streaming Manchester City Vs Leicester di Mola TV, Cek Selengkapnya

“Jangan sampai kena material longsor. Kalau ada yg berisiko, ambil langkah mengungsi selama musim hujan,” katanya. 

Dalam laporan yang diterima BNPB, Danramil Cijeruk dan babinsa wilayah setempat melakukan pengecekan ke lokasi.

Baca Juga: 5 Film Mengenai G30S PKI, Salah Satunya Film Dokumenter Pengakuan dari Algojo

Masyarakat diimbau waspada dan siap siaga mengingat Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan peringatan dini cuaca, khususnya pada 26 dan 27 September 2020. 

Prakiraan BMKG menyebutkan wilayah Jawa Barat termasuk salah satu wilayah dengan potensi hujan lebat yang diikuti dengan petir/kilat dan angin kencang, sedangkan pada 28 September 2020, potensi hujan masih dapat terjadi dengan disertai petir atau kilat dan angin kencang.*** (Syarif Hasan Salampessy/RRI)

Editor: Rendi Mahendra

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler