Penjual Es Tebu Terduga Teroris Ditangkap, Begini Kronologinya

1 Oktober 2020, 19:26 WIB
Ilustrasi terorisme. /Pixabay/Geralt/

Lingkar Madiun - Petugas Datasemen Khusus (Densus) 88 berpakaian sipil pada, Rabu (30/9/20), pekan ini menangkap seorang pria berumur (24) berinisial RK yang tinggal di rumah kontrakan kawasan Desa Pamotan, Kecamatan Pamotan, Kabupaten Kudus.  

"RK ditangkap bersama saudaranya saat perjalanan ke tempat dia berjualan es tebu. Menurut informasi yang dihimpun RK diduga terlibat jaringan teroris," kata Kasi Pelayanan Desa Pamotan Heru Sapto Nugroho dalam keterangannya, Kamis (1/10/2020), dikutip Tim Lingkar Madiun dari RRI.

Heru yang juga ikut mendampingi saat penggeledahan rumah RK tersebut mengaku, beda dengan RK, saudaranya telah dipulangkan petugas.

Baca Juga: Trailer Film Dokumentar Light Up The Sky Tayang, Berisi Curahan Hati BLACKPINK?

Baca Juga: Kelola Keuanganmu di Usia 20-an Agar Tetap Aman Habis Gajian, Simak Caranya

Dikatakan, setelah penangkapan di pinggir jalan, petugas kemudian menggeledah rumah kontrakan RK. Setelah penggeledahan selama hampir 1.5 jam, sejumlah barang dibawa petugas.

"Awalnya pedagang es tebu tadi berboncengan dengan saudaranya sambil menggandeng alat penggiling tebu dibelakang motornya, kemudian dihadang oleh petugas dan di masukkan ke dalam mobil. Sehabis itu rumahnya digeledah, hampir 2 jam penggeledahan, " ujarnya.

Secara terpisah Ketua RT setempat, Sulistiyanto menambahkan, RK tinggal di sana bersama istri dan anaknya. Namun istrinya sudah dipulangkan ke Kudus setelah melahirkan beberapa waktu lalu.

Diungkapkan, RK tinggal di Pamotan kurang lebih sudah seteahun dan tidak ada aktivitas yang mencurigakan, sehari-hari  bersangkutan biasa berjualan es tebu dan sholat berjamaah dengan warga di sekitar tempat tinggalnya.

Baca Juga: Trailer Film Dokumentar Light Up The Sky Tayang, Berisi Curahan Hati BLACKPINK?

Baca Juga: Kabar Gembira, BTS Akan Tampil Panggung Billboard Music Awards

"Kesehariannya penjual es tebu, interaksinya dengan warga kurang mungkin karena kesibukan kerja. Tapi rajin sholat berjamaah di mushola, tapi memang saat pendataan warga intruksi dari Kepala Desa, Dia selalu beralasan, " ujarnya.

Adapun, kondisi saat ini rumah kontrakan yang ditempati tampak sepi dan terkunci. Di halaman rumah terdapat mesin penggiling tebu yang biasa digunakannya berjualan sehari- hari. ***

Editor: Yoga Pratama Widiyanto

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler