Network
LINGKAR MADIUN – Belakangan nama Delmicron yang menjadi perbincangan publiK.
Dunia kembali dilanda ketakutan setelah adanya isu mengenai virus Delmicron.
Virus Delmicron ini digadang-gadang sebagai varian baru virus Corona.
Meihat isu yang santer terdengar IDI (Ikatan Dokter Indonesia) mulai angkat bicara.
Satgas IDI, Zubairi Djoerban mengkonfirmasi isu yang merebak saat ini.
Baca Juga: Bikin Penasaran, Tanggal 22 Februari 2022 Disebut Akan Terjadi 'Titik Balik', Ada Apa?
Dikutip Lingkar Madiun dari kanal Youtube Pikiran Rakyat, Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia atau PB IDI. Menegaskan jika Delmicron bukan varian baru dari Covid-19.
Istilah Delmicron ini mengacu pada situasi yang terjadi saat ini antara Delta dan Omicron.
Di beberapa wilayah tertentu juga terjadi lonjakan yang cukup pesat dari kedua varian.
Hal ini membuat angin segar karena isu varian baru Covid-19 tidak benar. Pernyataan ini membuat sedikit ketakutan mereda.
Baca Juga: VIRAL Lapor Polisi Tak Digubris, Ibu di Bekasi Nekat Tangkap Sendiri Pelaku Pencabulan Anaknya!
Meskipun gelombang ketiga tidak henti meneror dengan adanya varian baru yang terkonfirmasi yakni varian Omicron.
Sebagai informasi, masyarakat diminta untuk tetap waspada dan tidak mudah terseret isu atau hoaks.
Jika memang benar ada virus varian baru yang muncul, WHO sebagai badan kesehatan dunia pasti telah mengkonfirmasi secara resmi.
Baca Juga: VIRAL Ibu yang Tangkap Sendiri Pelaku Pencabulan Anak, Ini Penjelasan Kapolres Bekasi
Seperti halnya ketika ditemukan varian Omicron di Negara Afrika Selatan beberapa waktu lalu.
Hal yang meluas ini dianggap wajar, melihat besarnya varian Omicron yang berkompetisi dengan varian Delta.
Sehingga banyak yang menyebutkan jika seseorang dapat mengalami kedua gejala virus ini sehingga disebut Delmicron.
Baca Juga: Cocok Bagi Penderita Stroke, 1 Bahan Ampuh Sembuhkan, Hingga Terhindar dari Penyakit Jantung
Meski begitu, tidak dipungkiri akan ada varian baru dari virus yang merebak saat ini. Melihat tingkat vaksinasi di beberapa negara masih tergolong kecil.
Selain itu, tingkat kesadaran masyarakat yang sedikit mengabaikan mengenai protocol kesehatan.
Namun semoga saja tidak ada penambahan varian baru yang muncul dan pendemi segera berakhir.***
