LINGKAR MADIUN – Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), Profesor Hindra Irawan Satari memberitahukan bahwa kejadian pasca ikutan imunisasi dan efek samping pemberian vaksin Covid-19 pada anak-anak cenderung rendah.
Hal ini berbanding terbalik pada orang dewasa dan lansia pada umumnya. Sebab dari segi umur anak-anak jauh lebih rendah dari usia produktif dari dewasa dan lansia.
Dilansir Lingkar Madiun dari laman resmi kemkes.go.id, membeberkan prensentase KIPI berdasarkan umurnya.
Baca Juga: Menkominfo Sukseskan Tranformasi Digital Melalui Kombinasi 4C dengan Sasaran Milenial Indonesia
Dari usia 31-45 tahun berjumlah laporan 122 kasus, usia 18-30 tahun 97 kasus, usia diatas 59 tahun 77 kasus, usia 46-59 tahun 68 kasus, usia 12-17 tahun 19 kasus, dan usia 6-11 tahun ada 1 kasus KIPI serius.
Dengan tingkatan KIPI pada anak-anak terbilang cukup rendah, hal ini membuktikan bahwa pemberian vaksinasi Covid-19 pada anak-anak aman.
Hasilnya dalam uji klinis menunjukkan tidak ada efek yang serius dari penyuntikan vaksinasi Covid-19. Biarpun ada itu sudah dipastikan akan mudah ditangani.
KIPI menjelaskan fase 1 dan 2 vaksin sinovac yang telah mereka ujikan pada anak-anak usia 3-17 tahun menunjukkan gejala ringan. Mereka kebanyakan mengalami nyeri local dan demam batuk.
Sementara itu, untuk vaksin Pfizer efek samping yang paling dominan muncul ialah kemerahan, kelelahan, sakit kepala, dan menggigil.