Pada saat berlangsungnya Kongres Pemuda, rumusan yang ditulis oleh Mohammad Yamin sebelumnya tidak disebut sebagai Sumpah Pemuda.
Istilah Sumpah Pemuda baru muncul beberapa hari setelah Kongres Pemuda selesai. Namun, peringatan Sumpah Pemuda tetap didasarkan pada waktu pembacaan ikrar yakni 28 Oktober 1928.
2. Mayoritas menggunakan bahasa Belanda
Bahasa Belanda bisa dibilang mayoritas digunakan hampir sebagian pembicara dalam Kongres Pemuda.
Salah satunya Siti Soendari yang turut menyampaikan pidato menggunakan bahasan Belanda dalam Kongres Pemuda.
Bahkan, notulen rapat dalam Kongres Pemufa juga ditulis menggunakan bahasa Belanda.
Meski demikian, Mohammad Yamin sebagai salah satu peserta Kongres tetap menggunakan bahasa Indonesia yang saat itu dikenal sebagai bahasa Melayu.
Mohammad Yamin sendiri bertugas sebagai Sekretaris Sidang dan menerjemahkan pidato berbahasa Belanda ke dalam bahasa Indonesia.