Ini Alasan Pemerintah Tak Umumkan Update Kasus Corona

- 3 Agustus 2020, 21:03 WIB
WIKU Adisasmito.* /RILIS BNPB
WIKU Adisasmito.* /RILIS BNPB /

LINGKAR MADIUN- Hingga detik ini penambahan kasus pandemi virus corona baru (Covid-19) di Indonesia terus meningkat. 

Pemerintah biasa mengumumkan update terbaru perkembangan kasus tersebut melalui televisi dan live Youtube.

Tugas tersebut diserahkan kepada Achmad Yurianto selaku juru bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di Indonesia.

Namun beberapa waktu lalu, Gugus Tugas resmi diganti menjadi Satuan Tugas Penanganan Covid-19. Sehingga juru bicaranya pun turut berubah menjadi Wiku Adisasmito.

Jika dibandingkan, terdapat perbedaan cukup signifikan di antaranya keduanya dalam mengumumkan perkembangan kasus Covid-19.

Tak seperti Achmad Yurianto, juru bicara Wiku Adisasmito memutuskan bahwa informasi terkait virus corona dapat dilihat secara mandiri melalui laman resmi Covid-19 dan Kementerian Kesehatan (Kemkes) Republik Indonesia (RI).

Dilansir Lingkar Madiun.com dari Pikiran-Rakyat.com dari akun Youtube Deddy Corbuzier yang diunggah pada Senin 3 Agustus 2020, Wiku mengungkap alasan dibalik tindakan tersebut.

"Tiap hari naik, naik, naik terus (kasus positif Covid-19). Terus apa yang mau dikasih pelajaran kepada masyarakat? Apakah ketakutan karena naik-naik terus? Jadi kami sekarang merasa, buat apa ya kita umumin wong bisa nyari sendiri," ujar Wiku.

Ia menambahkan bahwa informasi perkembangan virus corona di Indonesia dapat diakses oleh siapapun.

"Kan informasinya tidak ditutup, cuma tidak diumumkan setiap hari melalui tv (televisi). Tapi kan melalui sosial media ada, semuanya ada. Melalui websitenya ada," tambahnya.

Menurut keterangan Wiku, cara tersebut diharapkan mampu membuat mengedukasi masyarakat Indonesia terkait Covid-19.

"Karena kita pengen belajar bersama-sama, kalau jumlah kasus dan seterusnya itu masyarakat sudah belajar," ujar Wiku.

Wiku menyatakan, masyarakat Indonesiasebenarnya telah cukup banyak belajar mengenai perkembangan virus corona sejak kemunculan pertamanya pada Maret 2020 lalu.

Tapi yang jelas masyarakat sudah belajar cukup banyak dan dengan data yang ada (seperti) jumlah kasus mereka sudah tahu," ujar Wiku.

Keputusan tak lagi mengumumkan secara langsung kasus virus corona di Indonesia pun diakui oleh Wiku berasal dari dirinya sendiri bersama beberapa orang lain di Satuan Tugas Penanganan Covid-19.

"Idenya dari beberapa orang termasuk saya karena saya pengen belajar bersama-sama dengan masyarakat lebih banyak lagi," ujarnya.

Ia menambahkan, dibalik angka yang kerap disebarkan oleh juru bicara sebenarnya dapat dipakai untuk menghadapi Covid-19 secara lebih efektif.

"Karena dibalik data angka itu, banyak hal yang kita pengen tahu dan bisa tahu supaya kita menghadapi virusnya lebih pintar, kalau cuma data angka aja jumlahnya naik seribu sekian, seratus sekian, meninggalnya sekian terus apa, sudah empat bulan belajarnya apa," ujarnya.

Wiku pun mengungkap, penyebaran virus coronadi Indonesia berbeda sesuai budaya dan kebiasaan di setiap daerah.

"Daerah tertentu ada yang 80 persen laki-laku, 20 persen perempuan kan penting itu masa cuma nampilin jumlah yang meninggal tapi jenis kelamin juga penting sehingga kita tahu kenapa ya di daerah itu," ujarnya.

Wiku menyatakan jika ingin memahami Covid-19di Indonesia maka tak hanya dilihat dari satu daerah seperti DKI Jakarta.

"Dan kalau beda kan gak bisa disatukan semua Indonesia jadi satu, jadi ngelihat Covid-19 tuh gak bisa ngelihat dari Monas aja terus semua sama," ujarnya.

Dari situlah Wiku mengungkap bahwa faktor penyebaran virus corona seperti usia dan jenis kelamin yang berbeda di setiap daerah dapat membuat penangannya pun berbeda.

Sehingga, ia berharap masyarakat mau secara mandiri memantau perkembangan virus coronadi Indonesia melalui media sosial dan laman resmi.***

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x