LINGKAR MADIUN – Koordinator Lapangan (Korlap) Konsorsium Masyarakat Tolaki Mepokoaso (KMTM) buka suara. Terkait kerusuhan yang terjadi di jalan MT Hariyono, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara itu.
Dilansir dari SultraBerita, (Korlap) Konsorsium Masyarakat Tolaki Mepokoaso (KMTM) Sultra, Supriyaddin mengatakan aksi unjuk rasa berakhir anarkis salah satunya bermula dari sikap acuh polisi. Terkait adanya aduan ujaran kebencian di media sosial.
“Tidak ada pihak kepolisian yang mau temui kami padahal kami berikan waktu satu sampai dua jam untuk konfirmasi apakah akan dipertemukan dengan Kapolda. Tiba-tiba datang dengan Kapolres dan Dandim padahal kita minta Kapolda datang tanpa ada perwakilan,” tutur Supriyadin.
Baca Juga: Ternyata Ini, 3 Fakta Terkait Kerusuhan di Kendari
Baca Juga: Review Game Among Us yang Bikin Pertemanan Rusak
Massa Konsorsium Masyarakat Tolaki Mepokoaso merasa dilecehkan karena tuntutan bertemu Kapolda Sultra diacuhkan.
“Dalam tuntutan kami adalah Kapolda sendiri tanpa ada perwakilan. Kami pikir itu sudah tidak sesuai dengan tuntutan kami,” cetusnya lagi.
Massa KMTM juga menyayangkan Direktur Kriminal Khusus (Dirkrimsus) dan Direktur Intelkam Polda Sultra mengabaikan komitmen menuntaskan aduan penghinaan terhadap Suku Tolaki yang menjadi alasan unjuk rasa hari itu.
Baca Juga: Cegah Banjir Saat Musim Hujan, Pemkot Madiun Normalisasi Sungai