Tidak Hanya La Nina, Fenomena IOD Negatif Juga Berikan Dampak di Indonesia

- 15 Oktober 2020, 20:23 WIB
Ilustrasi cuaca . /pexels
Ilustrasi cuaca . /pexels /
Lingkar Madiun - Presiden Joko Widodo, telah menggelar Rapat Terbatas Antisipasi Bencana Hidrometeorologi pada Selasa,13 Oktober 2020 di Istana Merdeka.
 
Rapat tersebut diselenggarakan akibat akan terjadinya fenomena La Nina di Indonesia.
Sehingga di perlukan upaya koordinasi mengenai langkah yang harus dipersiapkan dalam mengantisipasi berbagai dampak yang timbul akibat peningkatan curah hujan di Indonesia yang dipengaruhi oleh fenomena La Nina.
 
Berdarkan hal tersebut, Prakirawan Cuaca BMKG Kota Bandung, Yan Firdaus Permadhi, menjelaskannya kepada PORTAL JEMBER melalui WhatsApp pada Rabu, 14 Oktober 2020 ditulis pula dalam artikel "Selain La Nina, Indonesia Juga Hadapi Fenomena IOD Negatif. Begini Definisi dan Dampaknya".
 
"La Nina adalah fenomena anomali iklim berskala global. Suhu permukaan laut Samudra Pasifik tropis bagian tengah dan timur lebih lebih dingin daripada kondisi normalnya," ujar Yan.
 
"Perubahan suhu permukaan laut tersebut juga diikuti oleh perubahan sirkulasi atmosfer di atasnya, berupa peningkatan angin pasat timuran lebih kuat dari kondisi normalnya," tambah Yan.
 
"Sehingga dampaknya adalah meningkatnya curah hujan di wilayah Indonesia atau tepatnya di Indonesian Maritime Continent," imbuhnya.
 
 
Yan menjelaskan, saat ini bukan hanya fenomena La Nina saja yang sedang berlangsung, tetapi juga terdapat fenomena IOD negatif.
 
 
"IOD yaitu fenomena lautan atmosfer di daerah ekuator Samudra Hindia yang mempengaruhi iklim di Indonesia dan negara-negara lain yang berada di sekitar cekungan (basin) Samudra Hindia," kata Yan.
 
Sama seperti La Nina, IOD negatif pun berdampak pada peningkatan curah hujan di Indonesia.
 
 
"IOD negatif berdampak meningkatnya curah hujan terutama di wilayah barat Indonesia," ucap Yan.
 
Menurut Yan, kombinasi antara La Nina dan IOD negatif inilah yang menyebabkan curah hujan di Indonesia semakin tinggi pada musim hujan kali ini.
 
"Dampak kombinasi dari La Nina dan IOD negatif ini adalah meningkatnya jumlah curah hujan di hampir seluruh wilayah Indonesia. Untuk wilayah Jawa Barat, kombinasi kedua kejadian ini berpotensi meningkatkan jumlah curah hujan mencapai lebih dari 150 mm/bulan," terang Yan.
 
 
Akan tetapi, Yan mengatakan, kondisi inipun tetap dipengaruhi oleh dinamika cuaca yang terjadi.
 
 
"Seperti dalam tiga hari terakhir ini, ada pertumbuhan Siklon Tropis "Nangka" di wilayah utara Indonesia, sehingga meningkatnya kecepatan angin dan juga pertumbuhan awan hujan," terangnya.***(Mohammad Syahrial, Portal Jember)

Editor: Aisyah Rahmatul Fajrin

Sumber: Portal Jember


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x