Pilkada di Masa Pandemi, Partisipasi Masyarakat Diprediksi Menurun

- 26 Oktober 2020, 12:08 WIB
Ilustrasi Pilkada Serentak 2020.
Ilustrasi Pilkada Serentak 2020. /./Dok. Sekretariat Kabinet

LINGKAR MADIUN- Walaupun kondisi pandemi, Indonesia memilih untuk tetap melanjutkan agenda pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020. Walaupun menuai pro dan kontra, pemerintah mengklaim bahwa pilkada kali ini aman dengan menerapkan protokol kesehatan.

Pelaksanan pilkada 2020 pada masa pandemi kali ini juga menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat. Pasalnya pilkada dianggap sebagai momen perkumpulan yang bertentangan dengan protokol kesehatan namun juga penting untuk melanjutkan pemerintahan di lingkup daerah.

Firman Noor yang merupakan kepala Pusat Penelitain Politik LIPI mengatakan bahwa digelarnya pilkada 2020 serentak ini bisa jadi menurunkan partisipasi masyarakat dalam pemilihan kali ini.

Baca Juga: Debat Pilkada Solo, Gibran-BaJo Tidak Disiarkan di Televisi, KPU: Tidak Ada Anggaran

Baca Juga: Jelang Pilkada 2020: Politik Uang Merupakan Pelecehan Terhadap Kecerdasan Pemilih

Pada keadaan pandemi ini masih banyak masyarakat yang merasa kurang aman jika harus keluar rumah dan terlibat dalam kerumunan yang terjadi pada saat pilkada diselenggarakan.

Tidak hanya itu saja, Firman juga mengatakan bahwa pada saat normal tanpa adanya pandemi saja keterlibatan masyarakat sebagai pemilih masih sangat rendah apalagi saat pandemi. Partisipsi masyarakat baik pada pemilu maupun pilkada masih belum mencapai tingkat yang memuaskan.

"Kalau tidak pandemi, jorjoran kampanye itu dilakukan, kampanye demikian menarik, tingkat keterlibatannya yang aman saja rata-rata 70 persen. Apalagi sekarang dengan situasi yang serba tidak meriah," kata Firman, Senin (26/10/2020) seperti yang telah dikutip dari RRI.

Baca Juga: Diduga Terlibat Kampanye Online, Risma Terancam Dipenjarakan

Halaman:

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x