Network
LINGKAR MADIUN- Untuk mempercepat perbaikan keadaaan masyarakat di masa pandemi kali ini, pemerintah selain membeli vaksin dari luar negeri diketahui juga sedang mengupayakan untuk pembuatan vaksin milik negara sendiri yang dinamakan dengan Vaksin Merah Putih.
Seperti yang telah banyak berita beredar bahwa Indonesia sendiri telah memutuskan untuk memesan vaksin cansino, sinovac, dan sinopharm. Selain itu juga dilakukan riset pengambangan vaksin merah putih juga kini sedang digarap oleh para peneliti dan sejumlah institusi.
Pada acara Talkshow Update KPCPEN: Prinsip Keamanan Vaksin COVID-19" di Media Center Satgas Penanganan COVID-19 Graha BNPB Jakarta pada Senin (27/10) siang, Bambang yang merupakan Menteri Riset dan Teknologi, menjelaskan bahwa riset vaksin biasanya makan waktu lama.
Baca Juga: Hati-hati, Bawaslu Sudah Temukan 319 Kasus Terkait Netralitas ASN Pada Pilkada 2020 di Media Sosial
Baca Juga: Sah! Pemerintah Putuskan UMP 2021 Tidak Akan Naik, Simak Penjelasannya Berikut Ini
Vaksin Merah Putih saat ini digarap oleh 6 institusi yantu Lembaga Eijkman Bandung, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia(LIPI), Universitas Indonesia (UI), Universitas Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), serta yang terakhir ada Universitas Airlangga.
“Ini menunjukkan bagaimana kepedulian dosen dan peneliti Indonesia untuk mencari solusi penanganan COVID-19," kata Bambang yang dikutip dari covid.go.id.
Bambang menjelasakan jika kita perlu untuk memiliki vaksin sendiri sebab warga negara Indonesia ini banyak sekali bahkan mencapai 270 juta jiwa sehingga akan sangat riskan jika membeli terus menerus dari negara lain.
Akan tetapi pembuatan vaksin ini tidaklah mudah, ada saja beberapa hal yang dapat menyebabkan pembuatan vaksin menjadi sangat lama.
