Kenangan yang Terlupakan Musim Ini Bagi Mohamed Salah Usai Gagal Rebut Piala Liga Champions Tahun Ini

- 30 Mei 2022, 13:35 WIB
Insiden Sergio Ramos dan Mohamed Salah di final Liga Champions 2017/2018 antara Liverpool vs Real Madrid
Insiden Sergio Ramos dan Mohamed Salah di final Liga Champions 2017/2018 antara Liverpool vs Real Madrid /Twitter/@Football__Tweet/

LINGKAR MADIUN- Kekalahan dari Real Madrid di final Liga Champions mengakhiri musim yang terlupakan bagi Mohamed Salah secara pribadi.

Mohamed Salah, yang baru-baru ini memenangkan gelar 'Sepatu Emas' bersama Son Heung Min dari Liga Premier musim 2021/22.

Meski bersama Liverpool meraih gelar ganda di kancah domestik musim ini, tahun ini masih menjadi tahun kegagalan bagi striker Mesir itu.

Pasalnya, striker kelahiran 1992 itu terus kalah dalam laga-laga menentukan dan kunci bersama tim.

Baca Juga: Setelah 23 Tahun Menanti, Klub Yang Pernah 2 Kali Liga Champions Eropa Ini Akhirnya Kembali

Tidak dapat disangkal bahwa Salah adalah jiwa permainan Liverpool dari tahun ke tahun. Setiap kali bintang berusia 30 tahun itu dalam performa tinggi, The Kop bermain apik.

Buktinya di paruh pertama musim ini, "Brigade Merah" terus menang dengan berani, bahkan bersaing ketat memperebutkan gelar juara dengan Man City sejak babak pertama.

Selain turnamen-turnamen lain seperti Piala FA, Piala Carabao, atau Liga Champions, lawan-lawan 'setengah merah Merseyside' juga harus takluk kepada mereka.

Ketika Jurgen Klopp saat itu memiliki Salah yang tajam, tembakannya selalu mengenainya.

Baca Juga: Persiapkan 8 Mental Ini Bila Kamu Menginginkan Wirausaha yang Hebat dan Sukses Menghadapi Tantangan

Sedemikian rupa sehingga pemain bernomor punggung 11 itu membuat BLD Liverpool mempertimbangkan untuk memperpanjang kontraknya dengan gaji lebih dari 400 ribu poundsterling per pekan.

Namun, sekarang mereka harus berpikir lagi. Pasalnya di fase kedua musim ini, Salah tiba-tiba turun performanya.

Mungkin, ritme permainannya telah banyak terpengaruh sejak kekalahan Mane dari Senegal di CAN Cup.

Lalu ada kekalahan di play-off Piala Dunia 2022 ketika Salah menjadi salah satu dari dua pemain yang gagal mengeksekusi penalti dan menghalangi Mesir untuk menghadiri festival sepak bola terbesar di planet ini.

Baca Juga: Setelah 23 Tahun Menanti, Klub Yang Pernah 2 Kali Liga Champions Eropa Ini Akhirnya Kembali

Itu sebabnya saat kembali ke tim subjektif Liverpool, bintang kelahiran 1992 itu tak lagi menjadi dirinya sendiri beberapa bulan sebelumnya.

Pasalnya, dalam laga penting 'Brigade Merah', Salah terjebak di jalan yang sangat membingungkan.

Maka tak heran jika striker kelahiran 1992 itu terus membuat kekecewaan di final Liga Champions melawan Real Madrid dan secara tidak langsung membuat tim tak mampu membawa pulang trofi kuping gajah ke Inggris.

Terlepas dari naik turunnya performa, namun Mohamed Salah tetap memiliki determinasi tertinggi dalam laga melawan Los Blancos di Liga Champions.

Baca Juga: Stop! 5 Harapan Ini Dari Orang Lain, Ajak Dirimu Sendiri Berbenah Mulai Sekarang

Pasalnya, ketika mengingat memori 4 tahun lalu, penyerang Mesir itu kesakitan saat lawannya bermain buruk dan harus meninggalkan lapangan lebih awal.

Oleh karena itu, ia menganggap kesempatan untuk bersatu kembali dengan perwakilan negara adu banteng ini sebagai kesempatan untuk merebut kembali segalanya.

Tapi hal-hal tidak berjalan seperti yang direncanakan oleh nomor 11 di sisi Liverpool.

Seseorang dapat dengan jelas merasakan semangat yang datang dari Salah. Berdiri di terowongan, murid 'kekasih' Klopp memejamkan mata dan sepertinya membayangkan prospek dia mengalahkan guru dan murid pelatih Carlo Ancelotti.

Baca Juga: Menggegerkan Rusia Klaim Kendali Penuh Atas Wilayah di Ukraina, Negoisasi Gagal Total?

Namun, setelah 90 menit di Stade de France, utang kembali menumpuk bagi striker berusia 30 tahun itu secara pribadi.

Padahal, Salah punya cukup banyak peluang di laga pamungkas Liga Champions. Ketika pemain ini memiliki 6 tembakan tepat sasaran, tetapi 3 di antaranya diblok dan sisanya keluar.

Mungkin menyalahkan Salah hanya sebagian karena di sisi lain, Thibaut Courtois bermain bagus dan membantu Real Madrid mengamankan gawangnya hingga akhir pertandingan.

Dan rasa sakit Salah sebelum Los Blancos berlangsung lagi, obsesi itu terjadi setiap kali striker berusia 30 tahun itu mengenang.

Real Madrid masih menjadi tim yang belum bisa dikalahkan Salah di final. Entah sampai kapan harus menunggu bintang 'Brigade Merah' itu membasuh dendamnya.***

Editor: Khoirul Ma’ruf

Sumber: Sportmole


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x