Network
LingkarMadiun.com - Konsistensi Pep Guardiola dalam membimbing dan memberikan arahan kepada pemain telah sukses menciptakan tim Man City yang kuat selama bertahun-tahun.
"Ruang ganti yang sehat lebih berharga daripada 100 jam latihan taktis," kata pelatih Vicente del Bosque di El Pais pada 2014.
Pandangan ahli strategi veteran itu sebagian benar ketika menyangkut kesuksesan tim modern.
Pep Guardiola mungkin memahami ajaran pelatih Del Bosque.
Pep menciptakan Man City yang bersatu dan stabil selama bertahun-tahun.
Pada bulan Februari, Pusat Penelitian Data Pemain (CIES) merilis statistik bahwa Man City menggunakan 28 pemain di semua kompetisi dalam satu tahun terakhir. Ini merupakan angka terendah dalam 5 besar kejuaraan nasional Eropa.
Hanya West Ham (27) yang menggunakan lebih sedikit pemain.
Menurut ESPN, statistik ini jelas menunjukkan filosofi Pep.
Baca Juga: Bursa Transfer: Mantan Pelatih Barcelona, Ernesto Valverde Resmi Kembali ke Pelukan Athletic Bilbao
Pelatih Spanyol mengklarifikasi cara menggunakan orang dengan Direktur Olahraga Man City Txiki Begiristain. Pep tidak ingin dua bintang di posisi yang sama.
Sebaliknya, pelatih ini lebih suka menggunakan kelompok pemain tetap, di mana banyak faktor dapat menendang 2-3 posisi berbeda.
Kesan pertama Pep di Man City adalah penggunaan duo gelandang Fabian Delph untuk posisi bek kiri dan Fernandinho untuk posisi tengah. Ini adalah dua inovasi yang membantu Man City memenangkan Liga Inggris.
Namun, minimnya kedalaman skuat juga menyisakan banyak konsekuensi bagi Man City. Setelah berusaha keras untuk menendang dua pertandingan dengan Atletico Madrid di Liga Champions musim ini.
Pep harus mengganti hingga 7 pemain saat menghadapi Liverpool di Piala FA. Alhasil, Man City kalah 2-3. Namun, pembalap Spanyol itu tetap teguh pada filosofinya.***
