Network
Lingkarmadiun.com- Ilkay Gundogan telah terbuka tentang kepergiannya yang "pahit" dan "emosional" dari Manchester City setelah resmi bergabung dengan Barcelona .
Setelah memimpin The Citizens meraih treble bersejarah di musim 2022-23, pemain berusia 32 tahun itu memutuskan untuk mengakhiri masa tujuh tahun penuh trofi di Stadion Etihad dan akan pindah ke Barcelona dengan status bebas transfer ketika kontrak Citizens-nya berakhir pada akhir bulan ini.
Gundogan mencetak 60 gol dan mencatatkan 40 assist dalam 304 penampilan untuk Man City di semua kompetisi dan memenangkan total 14 trofi termasuk lima gelar Liga Premier dan Liga Champions.
Gelandang Jerman, yang telah mendapatkan status legendaris di Etihad, telah merefleksikan waktu yang tak terlupakan bermain untuk tim asuhan Pep Guardiola dan bagaimana dia berkembang sebagai pemain dan pribadi sebelum memulai tantangan baru bersama Barcelona.
Baca Juga: Manchester United dan Real Madrid Gigit Jari Usai Striker Inggris Pilih Raksasa Jerman
"Ketika saya pertama kali tiba di sini, saya adalah seorang pemuda tanpa anak dan banyak mimpi. Sulit bagi saya bahkan untuk percaya, tapi saya pergi tujuh tahun kemudian sebagai seorang ayah yang telah memenuhi setiap mimpi yang pernah dia miliki, kata Gundogan dalam keterangannya melalui The Players' Tribune .
"Hari ini pahit. Perpisahan tidak pernah mudah, tetapi lebih sulit dengan tim ini. Ketika saya harus menyampaikan kabar kepada anak laki-laki bahwa saya akan pergi dalam obrolan grup kami, saya sangat emosional. Saya akan merindukan mereka semua, sejujurnya Tapi saya senang mengatakan bahwa saya akan pergi dari sini sebagai juara, dan saya tidak memiliki apa-apa selain cinta untuk klub di hati saya. Berapa banyak pesepakbola yang bisa mengucapkan selamat tinggal sebagai kapten tim treble?”
"Sungguh menakjubkan apa yang kami capai. Lima gelar Premier League dalam tujuh tahun saya di sini. Dua Piala FA. Liga Champions. Treble. Tapi itu hanya trofi. Hal yang paling saya ingat adalah perasaan di dalam skuat, terutama musim ini. Saya tidak pernah mengalami hal seperti ini di sepak bola."
Gundogan juga berbicara tentang "obsesi" Liga Championsnya, mengungkapkan bagaimana kehilangan kejayaan pada tahun 2013 dengan mantan klubnya Borussia Dortmund "sangat menghantui" dia sebelum akhirnya mengangkat trofi bergengsi 10 tahun kemudian sebagai kapten City dalam pertandingan terakhirnya untuk klub.
