Network
Lingkarmadiun.com- Manajer Manchester City Pep Guardiola menyoroti perlunya timnya yang mengejar gelar Liga Premier untuk 'tampil di level mereka' selama 90 menit penuh setelah mengkritik penampilan babak pertama mereka saat bermain imbang 1-1 di kandang melawan Chelsea pada hari Sabtu .
Dalam pertandingan penuh aksi di Stadion Etihad, The Citizens beberapa kali terkena serangan balik dari rekan-rekan mereka di London Barat dan tertinggal tiga menit sebelum turun minum berkat penyelesaian yang dikonversi dengan baik dari gol sebelumnya. Pemain sayap City, Raheem Sterling .
Pasukan Guardiola membaik di babak kedua meski mereka boros di sepertiga akhir lapangan, dengan Erling Haaland tidak mampu mencetak satupun dari sembilan percobaannya ke gawang, namun tekanan tanpa henti mereka di sepertiga akhir akhirnya membuahkan hasil di menit ke-83 ketika Rodri mencetak gol yang kuat. Tendangan dari jarak 20 yard untuk menyelamatkan satu poin melawan tim Mauricio Pochettino .
Baca Juga: Kylian Mbappe Ucap Segera Hengkang dari Paris Saint Germain, Mampukah Pergi ke Klub Impiannya?
Rentetan 11 kemenangan Man City di semua kompetisi telah berakhir, dan mereka kemudian merosot ke posisi ketiga dalam tabel Liga Premier , dua poin di belakang Arsenal di urutan kedua dan terpaut empat poin dari pemimpin klasemen Liverpool, meski dengan satu pertandingan masih tersisa.
Berkaca pada hasil imbang melawan Chelsea, Guardiola yakin hasil ini merupakan pengingat akan tekanan ekstrem yang harus dihadapi timnya dalam upaya memenangkan rekor gelar Liga Premier keempat berturut-turut.
“Yah, kami tidak menampilkan level kami di babak pertama,” kata Guardiola kepada wartawan seperti dikutip mancity.com .
“Ketika Anda bermain melawan tim yang memiliki ketenangan dan gengsi seperti Chelsea, Anda harus tampil sebaik mungkin selama 94, 95 menit.
Baca Juga: Resep Puding Mangga Chia Krim Ditengah Terik Panas Temani Hari Libur
"Kami mulai bermain setelah kebobolan. Kami tidak dalam kondisi terbaik dan itu bisa terjadi dalam masa transisi. Ketika Anda tidak dalam kondisi terbaik, Anda kebobolan transisi. Itu terjadi. Namun setelahnya, kami bereaksi sebagaimana adanya. Dan kami menciptakan peluang."
