LINGKAR MADIUN – Dalam menjalani proses kehidupan, ibarat kita belajar dari jarum jam yang berputar. Kadang dibawah kadang diatas, tidak ada yang abadi.
Emosi, resah, pedih, sadis, menangis, tertawa, bahagia, senang, dan keserderhanaan.
Semua rasa bisa diciptakan, maka tak perlu ada lara untuk dirasakan. Sebab rasa lara dan bahagia semua itu hanya sementara.
Dilansir Lingkar Madiun dari Intagram @trikmahasiswa.id, proses menjadi dewasa itu ibaratnya seperti sebuah perjalanan tiada henti.
Berkeliling Indonesia, luar negeri, menjelajahi lautan dan gurun pasir, namun semua akan berakhir di pelukan rumah yang bersedia ditempati untuk singgah.
Untuk mengukur kedewasaan seseorang bukan dilihat dari usia masing-masing. Namun melihat kedewasaan seseorang bisa dilihat dari mereka berbicara, bersikap, dan tindakan yang mereka tunjukkan.
Caranya merendam emosi, memecahkan masalah, bersikap bodo amat dengan aktivitas yang tidak perlu. Semua bisa diukur melalui situ.
Baca Juga: Inilah Arti Gambar Vulgar pada Relief Candi Borobudor yang Wajib Kalian Ketahui