Network
/photo/2020/08/03/626919875.jpg)
LINGKAR MADIUN - Program Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI memang diakui oleh banyak pihak belum maksimal. Salah satunya adalah bantuan kuota internet yang belum memadai.
Namun siapa sangka, bahwa bukan hanya fakta masyarakat tidak mendapat kuota internet yang cukup, namun ternyata 20% masyarakat Indonesia belum mengetahui ada bantuan tersebut.
Data ini diungkapkan oleh Arus Survei Indonesia (ASI). Mereka melakukan survei pendapat publik terkait program bantuan kuota data internet yang digagas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Hasilnya, dua puluh persen masyarakat tidak mengetahui adanya bantuan tersebut.
Baca Juga: Jika Kalah Lawan Joe Biden, Trump: Saya Mungkin Akan Meninggalkan Negara Ini
Direktur Eksekutif ASI, Ali Rif'an menegaskan bahwa Kemendikbuk harus segera memperbaiki sosialisasinya agar lebih masif. Hal ini dilakukan agar kebutuhan masing-masing penduduk terhadap pendidikan dapat terpenuhi.
"Kalau belum tahu bagaimana mereka bisa mendapatkan bantuan kuota internet? Ini kerja kehumasan dari Kemendikbud perlu lebih keras lagi agar mendapatkan angka yang bulat," kata Ali, dalam rilis survei secara daring di Jakarta, kemarin sebagaimana dilansir oleh wartaekonomi.co.id
Adapun survei ini dilakukan pada tanggal 7 Oktober hingga 11 Oktober 2020 menggunakan metode wawancara yang dilakukan melalui kontak telepon atau kuesioner.
Baca Juga: Disebut Tidak Libatkan Buruh Dalam Perumusan UU Cipta Kerja, Ini Klarifikasi Kemenaker
Survei dilakukan kepada 1.000 responden dari 34 provinsi di Indonesia menggunakan metode multistage atau random sampling.*** (Lestari Ningsih/ Warta Ekonomi)
