Pengaruh Invasi Rusia ke Ukraina, Pasar Saham Asia Turun Drastis, Hingga Adanya Larangan Impor?

- 4 April 2022, 14:15 WIB
Ilustrasi Pasar Saham Jatuh ke Zona Merah.
Ilustrasi Pasar Saham Jatuh ke Zona Merah. /Pixabay/Gam-OI

 

LINGKAR MADIUN - Konflik antara Rusia dan Ukraina semakin memanas, hal tersebut bisa terjadi karena faktor dari sejarah panjang antara Rusia dan Ukraina.

Pasar saham Asia dimulai dengan hati-hati pada hari Senin di tengah pembicaraan tentang sanksi lagi terhadap Rusia atas invasi ke Ukraina.

Sementara pasar obligasi terus menyuarakan risiko pendaratan keras bagi ekonomi Amerika Serikat, karena imbal hasil jangka pendek melonjak.

Baca Juga: Jendela Transfer: Dest Jadi Korban Transfer Usai Barcelona Sepakati Kontrak Penyerang Menakutkan di Eropa

Liburan di China membuat perdagangan lesu, dan indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,1 persen.

Nikkei 225 Jepang datar, sementara saham berjangka S&P 500 turun 0,2 persen dan Nasdaq berjangka tergelincir 0,3 persen.

Sementara pembicaraan damai Rusia-Ukraina berlarut-larut, laporan tentang kekejaman Rusia membuat Jerman mengatakan Barat akan setuju untuk menjatuhkan sanksi lebih banyak dalam beberapa hari mendatang.

Baca Juga: Wisata Religi Masjid Besar Kuno Taman Madiun, Cocok Jadi Tempat Ngabuburit Favorit, Sambil Tunggu Waktu Buka

Menteri pertahanan Jerman juga mengatakan Uni Eropa harus membahas pelarangan impor gas Rusia, sebuah langkah yang kemungkinan akan mengirim harga lebih tinggi sambil memaksa semacam penjatahan energi di Eropa.

Data yang keluar minggu lalu menunjukkan inflasi di UE telah melonjak ke rekor tertinggi, menumpuk tekanan pada Bank Sentral Eropa untuk mengendalikan harga yang tidak terkendali bahkan ketika pertumbuhan melambat tajam.

Sepertinya sudah waktunya bagi ECB untuk bertindak, memperingatkan analis di ANZ dalam sebuah catatan.

Baca Juga: Petani Israel Hancurkan 50 ribu Ton Sayuran Segar yang Terhenti Akibat Perang Rusia dan Ukraina

Sementara ECB akan berhati-hati dalam menaikkan suku, sepertinya ECB harus bertindak lebih cepat untuk menghapus program QE-nya.

Federal Reserve AS telah menaikkan dan terlihat melakukan lebih banyak setelah laporan penggajian bulan Maret yang solid pada hari Jumat.

Ada banyak pejabat Fed yang akan berbicara di acara publik minggu ini, dengan prospek suara yang lebih hawkish, dan risalah pertemuan kebijakan terakhir akan dirilis pada hari Rabu.

Baca Juga: Vanessa Khong Semakin Memanas! Inilah 6 Pernyataan Kekasih Indra Kenz yang Kontroversional

"Kami sekarang memperkirakan The Fed akan menaikkan 50bps pada Mei, Juni dan Juli, sebelum sedikit mengurangi kecepatan dengan memberikan kenaikan 25bps pada September, November dan Desember," kata Kevin Cummins, kepala ekonom AS.

"Ini akan membawa tingkat dana ke wilayah terbatas lebih cepat, dengan 2,50-2,75 persen pada akhir tahun 2022," katanya.***

 

Editor: Khoirul Ma’ruf

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x