Inilah Nama Orang Jawa yang Mengandung Makna dan Doa yang Baik, Apakah Milikmu Salah satunya?

25 Desember 2020, 18:51 WIB
Ilustrasi Huruf. /Pixabay.com/blickpixel

LINGKAR MADIUN- Dalam merangkai sebuah nama, orang Jawa cenderung menggunakan cara yang lebih sederhana. Karena memang dimaksudkan agar mudah untuk diingat serta mudah pula untuk diucapkan.

Namun, meski sederhana, nama tersebut tetap mengandung makna dan doa yang baik.

Pemberian nama tersebut biasanya dilakukan dengan memakai kata dasar, yang kemudian ditambah dengan awalan, sisipan, ataupun akhiran.

Baca Juga: Inilah Kriteria Pemimpin Ideal Menurut Orang Jawa dalam Konsep Jumbuhing Kawula Gusti

Baca Juga: 5 Pancawarna Menurut Primbon Jawa Ini Bisa Menentukan Watak Kamu, Segera Simak dan Cari Tahu Disini!

Berikut ini awalan, sisipan ataupun akhiran dari nama orang Jawa yang biasanya dipakai, simak ulasannya!

1. Awalan “Su-“

Awalan “Su-“ merupakan awalan nama yang paling banyak dipakai oleh orang Jawa. Baik laki-laki maupun perempuan. Makna awalan ini adalah baik, sangat, lebih, atau paling.

Contoh penerapannya: Su ditambah Urip menjadi Surip yang artinya hidup yang lebih baik. Atau contoh lainnya Su ditambah Harto menjadi Suharto, artinya paling berharta.

Baca Juga: Inilah Kriteria Pemimpin Ideal Menurut Orang Jawa dalam Konsep Jumbuhing Kawula Gusti

Baca Juga: 5 Pancawarna Menurut Primbon Jawa Ini Bisa Menentukan Watak Kamu, Segera Simak dan Cari Tahu Disini!

2. Akhiran “-To dan –Ti”

Akhiran “-To” dipakai pada nama laki-laki. Sedangkan “-Ti” dipakai untuk nama perempuan.

Jika tidak bisa secara langsung ditambah “-To” atau “-Ti”, maka akhirannya menjadi “-Anto dan –Anti”. Akhiran ini dipakai untuk membedakan jenis kelamin dari si pemilik nama.

Contoh penerapan: Cahya ditambah “-Ti” menjadi Cahyati, kemudian contoh lainnya, Karya ditambah “-Anto” menjadi Karyanto.

Baca Juga: Inilah Kriteria Pemimpin Ideal Menurut Orang Jawa dalam Konsep Jumbuhing Kawula Gusti

Baca Juga: 5 Pancawarna Menurut Primbon Jawa Ini Bisa Menentukan Watak Kamu, Segera Simak dan Cari Tahu Disini!

3. Akhiran “-Ono dan –Ani”

Akhiran “-Ono” merujuk pada nama laki-laki. Sedangkan akhiran “-I” atau “-Ani” digunakan pada nama perempuan.

Contoh penerapan: Setyo ditambah “-Ono” menjadi Setyono artinya lelaki yang setia. Contoh lainnya Marto ditambah “-Ono” menjadi Martono artinya lelaki yang rendah hati.

Kemudian Wahyu ditambah “-Ani” menjadi Wahyuni artinya anugerah anak perempuan.

Baca Juga: Inilah Kriteria Pemimpin Ideal Menurut Orang Jawa dalam Konsep Jumbuhing Kawula Gusti

Baca Juga: 5 Pancawarna Menurut Primbon Jawa Ini Bisa Menentukan Watak Kamu, Segera Simak dan Cari Tahu Disini!

4. Akhiran “-Adi”

Makna akhiran “-Adi” adalah baik, biasanya digunakan pada nama anak laki-laki.

Kata Adi juga bisa digabung dengan kata dasar lain sebagai akhiran, atau berdiri sendiri sebagai nama.

Contoh penerapan: Karya ditambah “-Adi” menjadi Karyadi artinya karya yang baik. Contoh lainnya Purwa ditambah “-Adi” menjadi Purwadi artinya awal yang baik.

Baca Juga: Inilah Kriteria Pemimpin Ideal Menurut Orang Jawa dalam Konsep Jumbuhing Kawula Gusti

Baca Juga: 5 Pancawarna Menurut Primbon Jawa Ini Bisa Menentukan Watak Kamu, Segera Simak dan Cari Tahu Disini!

5. Akhiran “-Sih”

Dipakai untuk nama perempuan, akhiran “-Sih” merupakan penggalan dari kata “Asih” yang bermakna kasih sayang.

Contoh penerapannya: Sunar ditambah “Asih” menjadi Sunarsih artinya cinta kasih. Contoh lainnya Setya ditambah “Asih” menjadi Setyasih artinya setia kasih.

Baca Juga: Inilah Kriteria Pemimpin Ideal Menurut Orang Jawa dalam Konsep Jumbuhing Kawula Gusti

Baca Juga: 5 Pancawarna Menurut Primbon Jawa Ini Bisa Menentukan Watak Kamu, Segera Simak dan Cari Tahu Disini!

6. Akhiran “-Ningsih”

Kata asih atau akhiran “-Sih” juga bisa digabung dengan akhiran “-Ning”. Akhiran ini berasal dari kata wening yang artinya bening atau suci.

Selain itu, akhiran “-Ning” juga bisa berarti “Ada di”, sebagai gabungan dari kata “Ana” dan “Ing”.

Contoh penerapannya: Cahaya ditambah “-Ningsih” menjadi Cahyaningsih artinya cahaya yang bening dan penuh kasih atau cahaya penuh kasih.

Baca Juga: Inilah Kriteria Pemimpin Ideal Menurut Orang Jawa dalam Konsep Jumbuhing Kawula Gusti

Baca Juga: 5 Pancawarna Menurut Primbon Jawa Ini Bisa Menentukan Watak Kamu, Segera Simak dan Cari Tahu Disini!

7. “ -Ningtyas”, “-Ningrum”, dan “-Ningdyah”

Akhiran “-Ning” juga bisa digabung dengan kata tyas yang berarti hati, kata arum yang berarti harum, atau kata dyah yang berarti perempuan.

Contoh penerapan: Cahya ditambah “-Ning” ditambah “Arum” menjadi Cahyaningrum artinya cahaya yang jernih dan harum.

Contoh lainnya, Cahya ditambah “-Ning” ditambah “Tyas” menjadi Cahyaningtyas artinya cahaya yang jernih dari hati atau cahaya dari hati.

Baca Juga: Inilah Kriteria Pemimpin Ideal Menurut Orang Jawa dalam Konsep Jumbuhing Kawula Gusti

Baca Juga: 5 Pancawarna Menurut Primbon Jawa Ini Bisa Menentukan Watak Kamu, Segera Simak dan Cari Tahu Disini!

8. Akhiran “-Nem” dan “-Yem”

Akhiran “-Nem” bermakna enam, genap, atau waras. Sedangkan akhiran “-Yem” bermakna tenteram, damai, dan bahagia.

Contoh penerapan: Legi ditambah “-Yem” menjadi Legiyem artinya orang bahagia yang lahir di hari Legi.

Contoh lainnya Ngat ditambah “-Nem” menjadi Ngatinem artinya orang waras yang lahir di hari Minggu (ahad/ngat).

Baca Juga: Inilah Kriteria Pemimpin Ideal Menurut Orang Jawa dalam Konsep Jumbuhing Kawula Gusti

Baca Juga: 5 Pancawarna Menurut Primbon Jawa Ini Bisa Menentukan Watak Kamu, Segera Simak dan Cari Tahu Disini!

Demikianlah awalan, akhiran dan sisipan serta makna dari nama orang Jawa yang bisa kamu ketahui untuk menambah pengetahuan dan wawasan kamu.***

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: Buku Kitab Primbon Jawa Serbaguna

Tags

Terkini

Terpopuler