Misteri Sumpah Palapa Gajah Mada Tahun 2021, Begini Pesan Rahasia Untuk Penguasa Negara

12 Januari 2021, 14:55 WIB
ilustrasi misteri /Pixabay/

LINGKAR MADIUN - Dalam naskah Sumpah Palapa Gajah Mada yang ditemukan pada Kitab Pararaton, ternyata banyak menyimpan misteri dalam sejarah peradaban Nusantara, makna filosofis sumpah Palapa dirasa sangat relevan dikaitkan dengan kiprah para pemimpin atau penguasa dalam mempersatukan Bumi Nusantara. 

Tak bisa dipungkiri meskipun zaman sudah berganti, namun makna sumpah palapa sangat berkaitan dengan keadaan di setiap zaman, terlebih di tahun 2021 saat ini. 

Lantas, siapakah sejatinya Patih Gajah Mada dan seperti apa misteri di balik makna Sumpah Palapa yang secara langsung menyinggung para pemimpin dan penguasa di tanah air? 

Baca Juga: 4 Shio Mendadak Sukses dengan Masa Depan yang Cemerlang di Tahun Kerbau Logam

Indonesia terbentuk dan merdeka dari penjajah karena adanya komitmen dai bersatunya kepulauan. Bersatunya kepulauan inilah yang dikenal dengan nama nusantara. 

Secara morfologi Nusantara terdiri dari dua suku kata yaitu Nusa dan antara. Nusa memiliki arti pulau dan antara memiliki arti lain atau seberang. Maka, Nusantara bermakna pulau lain di luar Jawa maksudnya. Jika diistilahkan Nusantara menggambarkan wilayah kepulauan yang membentang dari Sumatera sampai Papua. 

Gajah Mada adalah mahapatih Majapahit yang legendaris. Gajah Mada adalah sosok yang gagah perkasa. Berkat sepak terjangnya, kerajaan Majapahit menjadi kokoh, besar, subur makmur lohjinawi, dan dihormati. Berkat perjuangan Gajah Mada, Majapahit menjadi negara besar yang maju dan mampu menyejahterakan rakyatnya. 

Baca Juga: 3 Shio Penghuni Surga Dunia, Hidup Kaya Raya dengan Karier yang Sempurna

Gajah Mada sangat tersohor dengan Sumpah Palapa nya. Dalam sumpah yang bergelora tersebut, Gajah Mada tidak akan bersenang-senang sebelum seluruh Nusantara bisa dipersatukan di bawah panji-panji Majapahit. 

Sebagai sosok yang berani dan gagah perkasa, Sumpah Palapa akhirnya benar-benar mampu diwujudkan oleh Gajah Mada. Gajah Mada pun sangat tenar dalam lembar sejarah Nusantara dan menjadikan ikon bagi anak bangsa dan generasi muda yang pemberani, pekerja keras, bercita-cita tinggi, dan berbudi pekerti luhur. 

Sebelumnya Sumpah Gajah Mada yang ingin menaklukan seluruh kepulauan Majapahit banyak diejek oleh para menteri-menteri kerajaan Majapahit. Penyatuan Nusantara ini mampu dilaksanakan pada masa pemerintahan Hayam Wuruk (1336-1357). 

Baca Juga: Vaksinasi Tahap 1 di Madiun, Pemkot Intensifkan Sosialisasi Pentingnya Vaksin Covid-19

Gajah Mada dengan gigih mampu mewujudkan sumpahnya tersebut yang dibantu oleh Adityawarman dan Laksamana Nala yang memimpin angkatan laut kerajaan Majapahit bertugas mengawasi perairan. 

Berikut bunyi Sumpah Palapa yang diikrarkan oleh Gajah Mada: 

“Lamun huwus kalah Nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Sran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, ring Sunda, ring Palembang, ring Tumasik, samana isun amukti palapa.” 

Baca Juga: 5 Shio Angpau Tebal si Anti Miskin di Tahun 2021, Keberuntungan Berada Disekitarmu

Bermakna: Jika telah mengalahkan Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikian saya (baru akan) melepaskan puasa. 

Ada banyak versi terkait tafsiran atas teks Sumpah Palapa, terutama mengenai apa yang di maksud dengan istilah amukti palapa, umumnya para ahli bersepakat bahwa amukti palapa berarti sesuatu yang berkaitan dengan laku prihatin sang mahapatih Gajah Mada yang berarti tak akan menghentikan mati raga atau puasanya jika belum mempersatukan Nusantara. 

Daerah yang disebut wilayah Nusantara di bawah pemerintahan Majapahit saai itu meliputi Sumatera, Kalimantan, Semenanjung Melayu (Malaysia), Sulawesi, Maluku, Ambon, dan Papua. Bahkan kepulauan Philipina Selatan juga termasuk wilayah kekuasaan Majapahit.

Baca Juga: 3 Kebiasaan Sederhana Agar Terhindar Dari Penuaan Dini, Membuat Kulit Nampak Sehat dan Bercahaya

Nusantara sendiri adalah wujud peremajaan dari Dwipantara. Mengapa disebut dengan peremajaan? 

Sebelum Nusantara ada dan tertulis dalam Sumpah Palapa, pada tahun 1334 kata Dwipantara sudah dikenalkan Kartanegara yaitu Raja Singosari pada tahun 1775. Maka, istilah Dwipantara setengah abad lebih awal dari Nusantara. 

Lantas, apa sebenarnya Dwipantara? Dwipantara sudah dikenalkan oleh Kartanegara artinya dwipa bermakna pulau dan antara bermakna lain atau seberang.

Baca Juga: 2 Waktu Terbaik Untuk Bersedekah Agar Didoakan Malaikat di Hari Penuh Keberuntungan

Leluhur bangsa Indonesia sadar bahwa Jawa sendirian tidak mampu untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan serangan dari luar. Maka, sejak kerajaan Singosari, sudah membangun konsep persatuan pulau-pulau di sekiling Jawa. 

Hal tersebut terbukti dalam sejarah Kartanegara melakukan ekspedisi Pamalayu. Ekspedisi Pamalayu memiliki tujuan menjalin persatuan dan persekutuan politik dengan kerajaan Melayu Dharmasraya di Pulau Sumatera.

Ekspedisi Pamalayu dianggap penting oleh Kartanegara karena untuk memperkuat Singosari dari kemungkinan serangan dari Mongol. Dari ekspedisi tersebut, Singosari berkeinginan kerajaan-kerajaan di Asia Tenggara tetap solid dengan digantikannya Dwipantara oleh Nusantara.

Baca Juga: 5 Manfaat Sedekah Agar Mendapat Naungan Ketika Berada di Padang Mahsyar yang Sangat Panas

Gajah Mada bersumpah tidak akan memakan buah palapa atau rempah-rempah sebelum berhasil menaklukan Nusantara. Sumpah tersebut diucapkan ketika Gajah Mada diangkat menjadi mahapatih di Majapahit. 

Sesuai dengan Sumpah Palapa, program menyatukan Nusantara yaitu wilayah yang diluar kekuasaan Majapahit bertujuan untuk membangun Bhinneka Tunggal Ika.

Semangat penyatuan oleh Gajah Mada sebagai bukti bahwa leluhur Indonesia bercita-cita membangun negara yang adidaya. Gajah Mada dalam isi sumpahnya tentu belajar dari Kartanegara yang juga memiliki cita-cita menyatukan Nusantara.

Baca Juga: 7 Wanita Super Weton Dengan Hoki Melimpah Hidup Penuh Keajaiban

Meskipun semua wilayah yang tertuang dalam Sumpah Palapa tidak dalam kekuasaan Indonesia, namun bangsa ini wajib bersyukur dan mengapresiasi Gajah Mada sebagai tokoh pemersatu Nusantara.

Sebab Indonesia berdiri karena adanya komitmen persatuan dari pulau-pulau yang membentang dari Sumatera sampai Papua.

Sumpah Palapa yang diucapkan Gajah Mada yang bertekad mempersatukan Nusantara demi kejayaan bangsanya hendaknya mengilhami kerja dari aparatur pemerintah, dalam konteks tersebut aparatur negara yang telah melakukan sumpahnya harus siap melakukan yang terbaik untuk negara dan masyarakat. 

Baca Juga: 4 Shio yang Nasibnya Bakal Berubah Drastis Karena Banjir Rezeki Bikin Kaya Raya

Semoga para penguasa dan para pemimpin Nusantara memiliki keteguhan hati dalam upaya menguatkan persatuan di Indonesia.***   

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: Buku Gajah Mada Mahapatih yang Mempersatukan Nusantara Karya

Tags

Terkini

Terpopuler