Disebut Paku Bumi Pulau Jawa, Ternyata Begini Sejarah dan Legenda Gunung Semeru, Simak Ulasannya

24 Desember 2021, 20:45 WIB
Terdapat sejarah dan legenda dari Gunung Semeru yang disebut sebagai paku bumi Pulau Jawa. /YouTube VAINGLORY DAYS

 

LINGKAR MADIUN – Gunung Semeru atau disebut dengan Gunung Mahameru merupakan sebuah gunung berapi kerucut yang berada di Jawa Timur, Indonesia.

Keindahan alam Gunung Semeru ini menarik perhatian khalayak untuk mengetahui sejarah gunung tertinggi di Pulau Jawa ini.

Gunung Semeru merupakan gunung berapi tertinggi ketiga di Indonesia setelah Gunung Kerinci di Sumatera dan Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat.

Baca Juga: Sosok Ini Diprediksi Akan Menggantikan Presiden Jokowi pada Tahun 2024 Mendatang, Ramalan Jayabaya Terbukti?

Kawah di puncak Gunung Semeru dikenal dengan nama Jonggring Saloko.

Secara administratif daerah ini termasuk dalam wilayah dua kabupaten yakni kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur.

Dilansir Lingkar Madiun dalam kanal Youtube Pegawai Jalanan, dalam kosmologi Hindu selalu diartikan sebagai pusat jagat raya.

Baca Juga: Ungkap Misteri Gunung Lawu sebagai Tempat Moksa Prabu Brawijaya, Waspada! Diprediksi Akan Meledak Hebat

Masyarakat menjulukinya sebagai gunung tempat bersemayamnya para dewa.

Hal ini merupakan bentuk perwujudan karena kebesarannya ditambah tingginya yang mencapai 3676 meter.

Sejarah Gunung Semeru tidak hanya dalam dokumen Belanda. Akan tetapi, legendanya juga hadir dalam naskah kuno yaitu Tantu Pagelaran dari abad ke-15.

Baca Juga: Subang Fakta Baru: 2 Saksi Pembunuhan Tuti dan Amel dari Yayasan Diduga Kabur dari Subang? Simak Ulasannya

Kitab Tantu pagelaran ini menjadi bukti bahwa Gunung Semeru memiliki peradaban penting di Pulau Jawa.

Dalam kitab ini pula, dikisahkan sejarah legenda Gunung Semeru yang berasal dari India.

Konon, kala itu Pulau Jawa masih belum stabil dan terombang ambing oleh ombak samudera.

Baca Juga: Subang Update: Diduga Amel Mendapat Kekerasan Seksual dan Dirudapaksa Pelaku Sebelum Ditelanjangi?

Menurut Norman Edwin, seorang pecinta alam yang menulis di sebuah majalah tahun 1992.

Pulau Jawa digambarkan dalam posisi yang belum tepat seperti saat ini.

Oleh karenanya, Batara Guru memerintahkan para Dewa dan raksasa untuk memindahkan Gunung Semeru yang berada di India ke Pulau Jawa.

Baca Juga: Hati-Hati! Jodoh Sulit Datang karena Anda Masih Melakukan 6 Hal Ini, Simak Mitos Jawa yang Masih Berlaku

Tujuannya sebagai pemberat agar Pulau Jawa lagi tidak terombang ambing.

Lalu semua dewa dan raksasa menjalankan perintah Sang Batara Guru.

Diceritakan jika Dewa Wisnu menjelma menjadi kura-kura raksasa. Kemudian menggendong Gunung Semeru.

Dewa Brahma mengubah diri menjadi sosok ular besar yang panjang. Kemudian melilitkan tubuhnya di Gunung Semeru.

Baca Juga: Biodata Lengkap Ketua Umum PBNU Periode 2021-2026, KH Yahya Cholil, Simak Selengkapnya

Gunung Semeru kemudian ditempatkan di bagian barat Pulau Jawa. Karena tidak seimbang, Mahameru kemudian dipindahkan lagi ke bagian timur Pulau Jawa.

Dalam perjalanan, beberapa bagian Mahameru tercecer dan membentuk gunung-gunung kecil disekitarnya.

Setelah berhasil dipindahkan, masalah belum lagi usai. Ternyata Mahameru miring ke arah utara.

Baca Juga: Para Wanita Sering Keputihan dan Gatal, Segera Batasi Makanan dan Minuman yang Mengandung Ini

Para dewa kemudian memutuskan untuk memotong ujung gunung itu, lalu meletakannya ke barat laut serta di beri nama gunung Pawitra.

Gunung Mahameru itu adalah gunung Semeru. Sedangkan gunung Pawitra saat ini lebih dikenal sebagai gunung Pananggungan.

Keberadaan gunung Semeru dahulu kala dikaitkan dengan Dewa Siwa. Untuk mempercantik tampilannya sebagai area pertapaan.

Baca Juga: Baru Terpilih, Gus Yahya Janji Akan Tegas Menjadikan NU Bersih dari Partai Politik, Simak Selengkapnya!

Dibuatlah sebuah kawah cantik yang diberi nama Ranu Kumbolo.

Hal ini dipertegas dengan adanya beberapa prasasti yang ada di gunung ini. Seperti prasasti di Ranu Kumbolo dan Arcapada.

Bagaimanapun cerita rakyat atau legenda masih menjadi misteri. Segala sesuatu yang terjadi di bumi ini merupakan kehendak Tuhan Yang Maha Esa.

Namun sebagai manusia yang hidup di jaman ini, kita semua harus menghormati sejarah dan legenda dari tempat kelahiran.***

Editor: Ninda Fatriani Santyra

Sumber: YouTube PEGAWAI JALANAN

Tags

Terkini

Terpopuler