Proyek Pemindahan Ibu Kota Negara ke Kalimantan Tuai Sorotan, Pakar Spiritual Ungkap Kepentingan Penguasa

28 Januari 2022, 19:17 WIB
Konsep desain ibu kota negara Indonesia yang baru, Nusantara, di Penajam Paser, Kalimantan Utara. /Instagram.com @jokowi

LINGKAR MADIUN- Proyek pemerintah terkait proyek pemindahan ibu kota negara ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur menuai banyak sorotan dari masyarakat Indonesia.

Salah satu hal yang turut menjadi sorotan adalah terkait mekanisme pendanaan yang diketahui telah memakan biaya yang tidak sedikit yakni setidaknya akan menelan anggaran hingga Rp 501 triliun.

Kritikan pun datang dari pakar Spiritual bernama Mas Tinus yang menyebut bahwa rencana proyek pemindahan ibu kota negara hanyalah sebagai kepentingan penguasa yang seakan-akan ingin membangun Indonesia lebih berjaya.

Baca Juga: Jika Anda Konsumsi Buah Berduri Ini, Justru Cegah Virus, Peradangan Kesemutan Nyeri Sendi Sembuh

“Mau  jaya gimana, orang rakyatnya masih banyak yang miskin, belum ada yang tertolong, pikirkanlah rakyat dulu,” ucap Mas Tinus.

Hal tersebut sebagaimana sang ahli spiritual sampaikan melalui kanal YouTube Ngaji Roso berjudul ‘Ibu Kota Negara, Proyek Leluhur Atau Proyek Penguasa?’ pada  27 Januari 2022.

Menurutnya, jika ingin mendirikan suatu ibu kota negara anggaran dana tersebut seharusnya menjadi bantuan bagi rakyat yang miskin maupun rakyat yang tidak memiliki rumah.

Baca Juga: Bagi Pria Konsumsi Camilan Ini, Justru Terhindar dari Kanker Prostat Sejak Dini

“Itu hanya kepentingan-kepentingan mereka yang ingin menjadi besar, tapi mereka tidak memikirkan penderitaan rakyat, banyak orang yang kesusahan,banyak yang tidak punya rumah, mau beli beras saja kesusahan,” ucap Mas Tinus.

Mas Tinus menilai bahwa kejayaan Indonesia bukanlah dilihat secara fisik dengan adanya proyek pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan, melainkan saat rakyat Indonesia tidak lagi hidup kesusahan.

“Yang namanya kejayaan itu ketika semua rakyat nusantara ini tidak ada yang hidup susah, itu yang namanya jaya,” ujar Mas Tinus.

Baca Juga: Inilah 4 Manfaat Berkebun dan Sayang Tanaman, Salah Satunya Bisa Awet Muda

Sebab, lanjut Mas Tinus, kejayaan dan keistimewaan sebuah negara itu bisa terwujud dalam sebuah kesederhanaan yang harmonis, rata, adil, dan semua rakyat merasakan.

“Alam ini membutuhkan keselarasan pada setiap umat atau makhluk yang ada di Bumi ini,” pungkasnya.***

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: Youtube Ngaji Roso

Tags

Terkini

Terpopuler