LINGKAR MADIUN - Penemuan dr. Porntip Rojanasunan mengenai adanya 93 gram cairan alkohol di mata Tangmo Nida memang mengejutkan publik.
Banyak masyarakat yang penasaran, apakah dengan ditemukannya kadar 93 gram cairan alkohol di mata Tangmo dapat mengindikasikan bahwa Tangmo Nida mengalami mabuk berat?
Sementara, Youtuber Indonesia, Anjas yang saat ini tinggal di Thailand menyatakan bahwa penemuan tersebut dapat menjadi bukti jelas bahwa Tangmo Nida memang mengonsumsi alkohol saat malam kejadian.
Masyarakat Thailand pun mendesak agar pihak kepolisian kota Bangkok segera melakukan tes kebohongan pada kelima saksi.
Baca Juga: Alat Bukti Kuat CCTV Ada Kejanggalan yang Sengaja Dilakukan Setelah Tangmo Nida Tenggelam
Meski dinilai bukan menjadi data yang mutlak, namun tes kebohongan dinilai dapat menjadi salah satu petunjuk dalam membongkar kasus kematian Tangmo Nida.
Dr. Porntip sendiri telah menyatakan tidak akan merevisi tentang penyebab kematian dari Tangmo Nida yang dinyatakan karena tenggelam akibat ditemukannya pasir di paru-paru Tangmo.
Selain itu, dr. Porntip menyatakan masih belum bisa memastikan apakah luka memar di tubuh Tangmo Nida berasal dari pukulan benda tumpul atau karena hal lainnya.
Baca Juga: Bakal Bernasib Mujur, Pemilik 5 Shio Ini Pantang Alami Kesusahan, Cek Apakah Ada Kamu Disini?
Dr. Porntip sangat menyesalkan dengan sikap dari kelima saksi yakni Por, Robert, Job, Gatick, dan Sand yang menolak untuk melakukan pengecekan darah dan rambut dalam proses penyelidikan kasus Tangmo.
Tak hanya itu, dr. Porntip juga mengkritisi kinerja kepolisian Thailand yang tidak segera mengamankan speedboat yang ditumpangi Tangmo Nida saat malam kejadian.
“Kalau seandainya ada darah di speedboat kan bisa dicek itu darah milik Tangmo Nida atau bukan, karena ada dugaan speedboat yang disita polisi dugaannya adalah bukan yang beneran dipakai oleh Tangmo Nida,” ujar Anjas sebagaimana dikutip Lingkar Madiun dari kanal youtubenya.
Anjas pun turut mengapresiasi atas kinerja dai penyidik kepolisian kota Bangkok yang rela dikritisi habis-habisan oleh dr. Porntip mengenai prosedur penyelidikan dari kasus Tangmo Nida.***