LingkarMadiun.com - Kasus pembunuhan Brigadir J semakin menjadi sorotan di tengah ramainya kasus tewasnya seorang santri di Ponpes Gontor Ponorogo karena dinilai memiliki kemiripan.
Sebelumnya, pihak Ponpes Gontor Ponorogo kedapatan telah memberikan keterangan palsu saat mengantarkan jenazah Albar Mahdi di rumah duka di Palembang, Sumatera Selatan pada 23 Agustus 2022.
Albar Mahdi (AM) merupakan seorang santri di Ponpes Gontor Ponorogo yang tewas lantaran diduga mengalami tindak kekerasan.
Baca Juga: Link Nonton My Dear Donovan Episode 10 Tayang Kamis, 8 September 2022: Jessica Kembali Berulah Jahat
Albar Mahdi merupakan putra pertama dari seorang ibu bernama Soimah yang merupakan seorang wartawan di Palembang.
Albar Mahdi awalnya dikabarkan meninggal dunia pada 22 Agustus 2022 pukul 10.20 WIB.
Namun, keluarga menjadi bertanya-tanya saat melihat surat kematian dari Albar Mahdi, dimana tertulis Albar Mahdi meninggal dunia pada pukul 06.45 WIB.
Sedangkan pihak Ponpes Gontor Ponorogo baru mengabari pihak keluarga Albar Mahdi di Palembang pada pukul 10.20 WIB.
Baca Juga: Luar Biasa, Inilah Dampak Wisata dengan Keluarga Terhadap Prestasi di Usia Dini, Berikut Faktanya
Berdasarkan keterangan awal dari pihak Ponpes korban diceritakan sedang bergegas dari kamarnya yang bernama Palestine untuk menuju kamar mandi, namun saat melewati dapur korban disebut terjatuh dan pingsan lantaran kelelahan setelah mengikuti perkemahan Kamis dan Jumat.
“Hari Senin pagi perizinan tidak masuk kelas sedang tidak ada karena semua santri harus segera masuk kelas untuk persiapan ujian yang akan diadakan bulan depan,” ungkap pihak Ponpes Ponorogo sebagaimana dikutip LingkarMadiun.com dari akun TikTok @tumzinhere pada 8 September 2022.
“Kemudian beliau bergegas dari kamarnya di Palestine berangkat untuk ke kamar mandi kemudian beliau terjatuh dan pingsan,” terangnya.
Namun, pihak Ponpes Gontor akhirnya mengakui bahwa tim pengasuhan santri memang menemukan adanya dugaan tindak kekerasan pada tubuh korban yang dilakukan oleh para pelaku yang juga menjadi santri di Ponpes Gontor Ponorogo.
“Berdasarkan temuan tim pengasuhan santri, kami memang menemukan adanya dugaan penganiayaan yang menyebabkan almarhum wafat,” ungkap pihak Ponpes Gontor Ponorogo.
Kabar tersebut sontak membuat banyak netizen geram, salah satunya disampaikan oleh akun TikTok @ahmadwahyudin.id yang menilai bahwa kasus tewasnya santri Gontor Ponorogo terlihat mirip dengan kasus pembunuhan Brigadir J.
Setelah kasus pembunuhan Brigadir J, seorang ibu lagi-lagi harus memperjuangkan keadilan untuk kasus tewasnya sang anak laki-laki yang sebelumnya terkesan disembunyikan
“Untungnya ibunya itu menuntut keadilan minta tolong kepada pengacara Hotman Paris Hutapea hingga masalah ini terangkat karena aneh gitu, apapun alasannya aneh, ada santrinya yang meninggal akibat perbuatan santri lain kok tidak dilaporkan polisi,” ungkapnya sebagaimana dikutip LingkarMadiun.com pada 8 September 2022.
Selain itu akun TikTok @ahmadwahyudin.id juga menilai bahwa kasus tewasnya santri Gontor Ponorogo tersebut begitu mirip dengan kasus pembunuhan Brigadir J lantaran sama-sama terkesan disembunyikan.
“Ini namanya menyembunyikan kriminalitas, menyembunyikan, tidak melaporkan atau menyembunyikan tindak pidana,ini kok kayak kasus kematian Brigadir Yosua aja ini disembunyikan” terangnya.
“Coba kalau tidak ada Hotman Paris, pihak pesantren mau tidak meminta maaf, mengakui, dan menindaklanjuti dengan melaporkan ke polisi, saya kira tidak,” tambahnya.
Akun TikTok @ahmadwahyudin.id yang mengaku sebagai seorang pengurus pesantren salafiyah tersebut mengungkapkan bahwa dirinya merasa malu dengan keputusan pihak pesantren yang terkesan menyembunyikan tindak kejahatan santrinya.
“Saya merasa malu masa pesantren menyembunyikan kebenaran, menyembunyikan kejahatan, terlibat di dalam obstruction of justice ya ini pengurusnya yang mengetahui peristiwa,” ungkapnya.
“Kok cuma santrinya yang melakukan kekerasan yang menyebabkan almarhum Albar Mahdi meninggal, kok Cuma dikeluarkan gitu aja, kok peristiwanya tidak dilaporkan ke polisi, ini bagi saya aneh banget,” sambungnya.
Akun TikTok @ahmadwahyudin.id bahkan mengatakan bahwa pihak Ponpes juga terkesan tidak bertanggung jawab atas peristwa tewasnya sang santri dalam kasus tersebut lantaran tidak segera melaporkan ke pihak kepolisian.
Ia pun berharap agar peristiwa tersebut tidak terulang kembali di lingkungan pesantren lantaran dinilai sangat memalukan jika peristiwa kriminal terjadi di lingkungan pesantren.
“Aneh banget dan tidak bertanggung jawab ini, pengurus pesantren macam apa kayak gitu! Mudah-mudahan yang semacam itu jangan terulang lagi, setiap peristiwa kriminal itu kan wajib hukumnya warga negara melaporkan kepada polisi, kalau mengetahui, atau melihat, apalagi di lingkungannya sendiri,” ungkapnya.
“Di dalam pesantren ada peristiwa pidana sampai santrinya sendiri terbunuh disembunyikan tidak dilaporkan polisi, apa-apaan ini, bikin malu seluruh dunia dan akhirat ini,” pungkasnya.***