Belajar Membaca Langit untuk Menghadapi Perubahan Iklim Tahun 2021 Mendatang, Begini Caranya

- 11 Desember 2020, 21:17 WIB
Ilustrasi ramalan membaca langit
Ilustrasi ramalan membaca langit /Pixabay/moritz320

LINGKAR MADIUN - Sebentar lagi kita akan memasuki tahun baru 2021 mendatang. Menjelang memasuki tahun baru biasanya diikuti dengan perubahan iklim maupun musim.

Dimana-mana orang menjadi mendiskusikan terkait perubahan iklim yang mengakibatkan bencana alam berikut dengan pembahasan solusinya.

Namun, di skala yang lokal, perubahan iklim bukan lagi sekedar cerita atau bahan berdiskusi. Perubahan iklim telah mengusik interaksi alamiah antara alam dan manusia.

Baca Juga: Ramalan Shio Tahun 2021 Adalah Tahun Kerbau Logam, Simak Artinya Berikut Ini

Baca Juga: Ramalan Kesuksesan Shio, Inilah Shio yang Paling Cerdas dengan Masa Depan yang Cerah

Fenomena ini pula yang menimbulkan salah satu efek berupa pergeseran musim. Bila dulu orang tua sering mengajarkan kepada anak-anaknya bahwa musim hujan terjadi pada bulan-bulan berakhiran “ber”, seperti bulan Oktober, November, dan Desember.

Prakiraan tersebut barangkali kini sudah tidak menjadi ampuh lagi. Meskipun tahun ini musim hujan memang diprediksikan oleh BMKG jatuh pada bulan Oktober hingga Desember.

Terkadang datangnya musim hujan jatuh pada bulan-bulan yang tidak berakhiran “ber”. Bergesernya awal musim hujan akan berdampak sangat besar bagi para petani. Mereka akan semakin kesulitan memperkirakan secara tepat kapan seharusnya mereka mulai menanam.

Baca Juga: Ramalan Shio Tahun 2021 Adalah Tahun Kerbau Logam, Simak Artinya Berikut Ini

Baca Juga: Ramalan Kesuksesan Shio, Inilah Shio yang Paling Cerdas dengan Masa Depan yang Cerah

Maka, informasi ramalan akhir musim hujan atau awal musim kemarau, sangat diperlukan untuk menentukan apakah musim tanam berikutnya akan menanam padi lagi dan budidaya apa?

Apakah akan menanam palawija atau sayuran atau tanaman lainnya yang lebih genjah dan tahan kering.

Sebelumnya dahulu kearifan lokal yang sangat luhur selalu dijadikan “pakem” untuk menentukan awal musim tanam, namun kini telah ditinggalkan karena lingkungan sebagai dasar perhitungan kian tidak serasi lagi.

Baca Juga: Ramalan Shio Tahun 2021 Adalah Tahun Kerbau Logam, Simak Artinya Berikut Ini

Baca Juga: Ramalan Kesuksesan Shio, Inilah Shio yang Paling Cerdas dengan Masa Depan yang Cerah

Petani menjadi kehilangan pegangan secara utuh yang bisa dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam mengambil keputusan.

Sementara informasi dari pemerintah dalam hal ini Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkadang sulit untuk dipahami oleh para petani.

Informasi Prakiran Iklim (IPI) yang telah lama dirilis oleh BMKG sebenarnya bisa menjadi harapan dan pegangan para petani dalam memulai usahanya.

Baca Juga: Ramalan Shio Tahun 2021 Adalah Tahun Kerbau Logam, Simak Artinya Berikut Ini

Baca Juga: Ramalan Kesuksesan Shio, Inilah Shio yang Paling Cerdas dengan Masa Depan yang Cerah

Namun, akibat bahasa yang dipakai dalam uraian IPI cenderung terasa sulit untuk di pahami oleh para petani dan petugas penyuluh pertanian, seringkali IPI tidak dipakai sepenuhnya sebagai bahan pertimbangan oleh para petani.

Sebagaimana informasi yang Lingkar Madiun dapat dari berita Antara yang dipublikasikan pada tahun 2007 lalu, pada tahun 2002 Dinas Pertanian Indramayu bekerja sama dengan berbagai pihak terkait memulai inseminasi IPI dengan modul sederhana disebut dengan Sekolah Lapang Iklim (SLI), semacam sekolah informal untuk para petani yang memiliki usia dengan rentang yang cukup jauh, ada pula pemuda dan orang tua.

Mereka belajar mengenai membaca langit, mereka diperkenalkan kepada ilmu iklim yang didasarkan atas kajian teknologi dengan variannya yang disimpulkan dari data yang punya durasi cukup panjang.

Baca Juga: Ramalan Shio Tahun 2021 Adalah Tahun Kerbau Logam, Simak Artinya Berikut Ini

Baca Juga: Ramalan Kesuksesan Shio, Inilah Shio yang Paling Cerdas dengan Masa Depan yang Cerah

SLI sendiri diadopsi dari Sekolah Lapang Pengendali Hama Terpadu (SLPHT) yang telah lama dikembangkan oleh Departemen Pertanian (kini Kementerian Pertanian).

Barangkali dengan adanya SLI bisa terus dikembangkan untuk kedepannya bahkan di tahun 2021 sebagai pola pendidikan petani mengenai informasi iklim di seluruh wilayah Indonesia.***

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah