Inilah Sosok Penyumbang Emas Monas yang Beratnya 38 Kg Emas, Siapakah Dia? Simak Ulasannya Berikut Ini

- 26 Januari 2021, 16:25 WIB
Monumen Nasional Jakarta
Monumen Nasional Jakarta /Instagram @monumen.nasional

Lingkar Madiun- Secara umum masyarakat Indonesia tentu sudah tidak asing dengan monumen nasional (Monas) yang berdiri tegak ditengah-tengah lapangan merdeka Jakarta pusat.

Monas mulai dibangun pada tanggal 17 Agustus tahun 1961 dan dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli tahun 1975. Monumen tersebut memang terbilang unik jika dibandingkan dengan monumen atau tugu sejenisnya yang berada di daerah lain.

Sebab, di puncak monumen tersebut terdapat bongkahan emas seberat 38 Kg berbentuk kobaran api yang melambangkan semangat perjuangan yang menyala-nyala.

Baca Juga: Ramalan Shio Babi di Tahun 2021 Menurut Zodiak Cina: Akan Ada Perselisihan

Baca Juga: Rahasia Besar Dibalik Usia 40 Tahun, Ternyata Allah Mengisyaratkan Hal Ini! Simak Ulasannya

Meskipun demikian, sampai saat ini tidak banyak orang yang tahu bahwa emas yang bertengger di puncak Monas adalah hasil sumbangan.

Sosok penyumbang emas tersebut adalah Teuku Nyak Markam. Beliau adalah seorang pengusaha kaya asal Aceh.

Pada jaman pemerintahan presiden Soekarno, Teuku Markam merupakan keturunan uleebalang yang lahir pada tahun 1925 di Alue Campli, Seunuddon, Aceh Utara dari seorang ayah bernama Teuku Marhaban.

Di masa awal kemerdekaan, tak banyak masyarakat Indonesia yang berpikiran menggeluti bisnis sebagai profesi. Kebanyakan orang masih cenderung pasif untuk masalah perekonomian.

Karena itulah, munculah seorang pria bernama Teuku Markam yang bergelut dengan banyak bisnis hingga akhirnya menjadi saudagar yang sukses. Bisnis dari Teuku Markam diantaranya impor mobil Toyota dari Jepang, bisnis beton, plat baja, dan impor senjata atas persetujuan Departemen Pertahanan dan Keamanan dan Presiden Rpublik Indonesia.

Dari 38 Kg emas yang berada di puncak Monas. Teuku Markam menyumbangkan seberat 28 Kg emas. Sosok pembesar Aceh itu juga layak dikatakan sebagai pahlawan, meskipun tak pernah menghunuskan pedangnya ke serdadu Belanda.

Teuku Markam berjuang setelah Indonesia merdeka, ia adalah pengusaha yang tajir pada masa pemerintahan presiden Soekarno. Semasa hidupnya, pria kelahiran Aceh Utara tersebut terlibat dalam beberapa pembangunan insfrastruktur di Aceh dan Jawa Barat yang di danai oleh Bank Indonesia.

Teuku Markam berjuang dengan hartanya yang berlimpah dan sumbangsihnya benar-benar sangat bermanfaat bagi bangsa.

Namun sungguh ironis, setelah sedemikian banyak jasa yang telah Teuku Markam berikan untuk Indonesia, ia justru tak dianggap dan tidak diakui oleh negara saat pemerintahan orde baru, Teuku Markam pun dijebloskan masuk penjara dengan tuduhan koruptor dan terlibat dengan PKI.

Teuku Markam masuk penjara pada tahun 1966 tanpa adanya proses peradilan. Pada tahun 1974, Teuku Markam dibebaskan oleh pemerintah. Meskipun demikian seluruh aset perusahaan dan kekayaannya telah disita.

Perusahaan miliknya yaitu PT Markam yang menyumbang harta demi pembangunan ekonomi diambil dan dijadikannya milik negara hingga akhirnya Teuku Markam pun tutup usia akibat penyakit komplikasi yang ia derita pada tahun 1985.***

Editor: Rendi Mahendra

Sumber: YouTube Pena Media


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x