Network
LINGKAR MADIUN - Di media sosial saat ini, masyarakat menemukan banyak orang yang suka membicarakan hal-hal buruk orang lain dan menyebarkan berita yang mengandung rasa malu seseorang atau bahkan orang yang tidak mereka kenal. Seperti rantai yang tidak terputus, berita terus menyebar.
Mereka menyebarkan keburukan ini dengan bangga, berperilaku seperti tidak bersalah, dan dengan mudah menilai orang lain dengan kata-kata yang tidak pantas. Lihat saja sisi buruk orang ini, lalu tutup matanya yang ramah.
Dalam Islam, tindakan membuka diri atau aib terhadap orang lain hingga menyebarkan rasa malu itu merugikan, bahkan bagi diri sendiri merupakan bumerang.
Baca Juga: Ucapkan Kalimat Ini Setiap Hari Sebelum Azab Menimpa, Apa Itu? Simak Selengkapnya
Baca Juga: Mengenal Apa Arti Cinta Sejati? Simak Ulasannya Disini
Sebagaimana tercantum dalam hadits, Allah berjanji akan menutupi aib hamba-Nya jika dia juga berusaha menutupi aib orang lain.
Bukan hanya kita tidak boleh membuang aib orang lain, tapi juga aib orang lain, karena pengampunan Allah kepada Allah sebenarnya menyembunyikan aib hamba.
Dia berkata dari Salim bin Abdullah bahwa saya telah mendengar Abu Hurairah radhiyallahu'anhu mengatakan kepadanya bahwa dia telah mendengar Rasula (Alafala)
“Setiap umatku akan mendapat ampunan, kecuali mujahirin (orang-orang yang terang-terangan berbuat dosa). Dan yang termasuk terang-terangan berbuat dosa adalah seseorang berbuat (dosa) pada malam hari, kemudian pada pagi hari dia menceritakannya, padahal Allah telah menutupi perbuatannya tersebut, yang mana dia berkata, ‘Hai Fulan, tadi malam aku telah berbuat begini dan begitu.’
