Tahun 1912, STOVIA dan sebuah sekolah kedokteran bernama NIAS (de Nederlandsch Indische Artsenschool) didirikan di Surabaya. Namun, para wanita bumiputera agaknya dipersulit untuk menempuh pendidikan di sekolah tersebut.
Baca Juga: PROFIL Machmud Singgirei Rumagesan, Putra Papua Barat Penerima Gelar Pahlawan Nasional
Baca Juga: Mengenal Noken Papua, Inspirasi Google Doodle Hari Ini
Baca Juga: PROFIL Tino Sidin, Sosok pada Google Doodle Hari Guru Nasional
Oleh karena itu, Charlotte Jacobs, saudara perempuan dari Aletta Jacobs, Marie Kooij van Zeggelen, serta Elisabeth van Deventer Maas mendirikan yayasan Studiefonds voor Opleiding van Vrouwelijke Inlandsche Artsen (SOVIA).
Yayasan ini bertekad memberi bantuan pendidikan bagi perempuan bumiputera yang hendak menempuh pendidikan di bidang kedokteran.
Baca Juga: Mengenal Noken Papua, Inspirasi Google Doodle Hari Ini
Baca Juga: PROFIL Tino Sidin, Sosok pada Google Doodle Hari Guru Nasional
Marie Thomas mendapat beasiswa SOVIA dan diterima di STOVIA Batavia pada tahun 1912. Di antara 180 siswa pria, Marie merupakan wanita satu-satunya yang di bersekolah di tempat itu.
Marie lulus dari STOVIA pada tahun 1922 dan langsung menjadi dokter di rumah sakit Centrale Burgerlijke Ziekeninrichting (CBZ) yang saat ini dikenal sebagai RS Cipto Mangunkusumo.