LINGKAR MADIUN - Seorang Ahli Metafisika yakni Abiyasa Nusantara Majapahit mengungkapkan bahwa tenggelamnya kapal tersebut masih berhubungan dengan hal gaib.
"Perairan Nusantara ini kok banyak meminta korban. Jadi kemaren ketika pada awal tahun 2021 pesawat jatuh ke perairan, itu juga sebenarnya adalah korban yang ada di perairan ini,” kata ahli metafisika
Baca Juga: Laris Manis di Televisi, Paranormal Sebut Komedian Sule Tidak Punya Ilmu Pesugihan, Tapi Ini
Ia mengatakan insiden seperti kapal tenggelam sudah sering terjadi sejak zaman dulu tapi tenggelamnya kapal seperti KRI Nanggala 402 tak hanya disebabkan oleh teknis tapi juga metafisik.
Oleh karena itu semua kecelakaan perairan yang terjadi, ahli metafisika itu meminta manusia agar tak bersikap semena-mena dan rendah hati.
"Tentunya korban-korban yang ada di perairan itu adanya kapal tenggelam dan yang lain-lain sejak zaman dulu sudah terjadi dan leluhur nusantara melihat fenomena ini bukannya fenomena teknis saja tetapi juga fenomena metafisik,” jelasnya.
Baca Juga: Ikatan Cinta 29 April 2021, Dengan Cara Mengungkit Masa Lalu, Nino Kembali Percaya kepada Elsa
“Kita semuanya perlu merendahkan hati kita, merendahkan kesombongan kita akan kejadian-kejadian yang sudah ada sampe berdampak pada meminta korban nyawa manusia ini,” sambung ahli metafisika itu mengingatkan.
“Mulai tahun 2020 kemaren yang Sabdapalon dan para danghyang di Nusantara sudah tidak lagi melindungi Nusantara dari gangguan para lelembut jahat yang haus darah di Nusantara ini,” ungkap ahli metafisika itu.
Baca Juga: Ternyata Menonton Konser Ada Manfaatnya Lho! Menghilangkan Stres Salah Satunya
Abiyasa Nusantara Majapahit mengingatkan agar semuanya berhati-hati tak hanya fisik tapi juga metafisik. Menurutnya penyebab banyak kecelakaan laut di Nusantara karena kini ritual para leluhur sudah diabaikan.
“Leluhur kita ribuan tahun, jutaan tahun sudah mempraktikkan bahwa kejadian-kejadian teknis, kejadian-kejadian fisik itu banyak terpengaruh dengan kejadian metafisik. Untuk menghindari kecelakaan fisik dilakukan kegiatan metafisik seperti ritual para leluhur,” jelasnya secara detail.
“Ritual-ritual itu bisa kita amati saja dengan adanya kejadian permintaan tumbal yang ada di lautan sekarang ini. Seberapa jauh ritual laut yang pernah dilakukan bangsa Nusantara ini yang mungkin sudah sangat amat berkurang dibandingkan dengan pada zaman-zaman Majapahit,” sambung ahli metafisika itu mengingatkan.***