Network
LINGKAR MADIUN- Wali Kota Solo yang juga putra dari Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka mengaku mendapatkan intruksi untuk memasang baliho Puan Maharani dari salah satu petinggi partai PDIP.
Pemasangan baliho Puan Maharani di berbagai wilayah di Indonesia ditengarai sebagai langkah untuk mengalahkan elektabilitas dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang dinilai tinggi di Pilpres 2024 mendatang.
Baca Juga: Wajib Hafal, Ini Doa Agar Terhindar dari Fitnah Dajjal
Pakar magician Denny Darko menilai menyandingkan nama Puan Maharani dengan Ganjar Pranowo justru akan menjadi disaster, hal tersebt dinilai menciptakan komunikasi yang tidak baik, pasalnya Ganjar Pranowo sendiri telah memiliki fanbase sedangkan Puan Maharani dinilai baru memulai.
Hal tersebut sebagaimana ia sampaikan dalam video unggahan di kanal Youtubenya berjudul ‘Puan Maharani Pasang Baliho Untuk 2024? Kesiangan? Panik Lihat Elektabilitas Ganjar Pranowo’ pada 6 Agustus 2021.
Baca Juga: Pasien COVID-19 Minta Tongseng Anjing, Begini Jawaban Kocak Ganjar Pranowo
Tak hanya itu, Denny juga berpendapat bahwa Megawati yang memiliki kekuatan mutlak seharusnya merangkul Ganjar Pranowo dibandingkan dengan sang anak Puan Maharani dalam konstelasi politik.
Menurutnya, jika Ganjar Pranowo yang memiliki banyak pendukung pada akhirnya akan memutuskan memisahkan diri dari PDIP maka bisa jadi akan sulit untuk dikalahkan jika benar-benar mencalonkan diri di Pilpres 2024 mendatang.
Baca Juga: Cukup Pakai Resep Ini! Asam Urat, Kesemutan, Kebas-kebas Sembuh Seketika Tanpa Obat Kimia
“Bu Mega di sini memiliki kekuatan absolute seharusnya merangkul pak Ganjar, kalau sampai pak Ganjar ini lepas akan jadi kuda hitam yang susah untuk dikalahkan dan akan lebih susah lagi untuk dikendalikan,” ujar Denny.
“Jadi saya pikir harus berhati-hati dan waspodo,” tambahnya.
Selain itu, Denny juga mengungkapkan jika memang Megawati mendukung Puan Maharani dalam Pilpres 2024 maka Puan harus menjadi figur yang kuat, mengingat kedepannya ia akan menangani kasus pandemi Covid-19 yang cukup pelik di Indonesia jika kelak menjadi Presiden di 2024 mendatang.
“Yang harus diwaspadai lagi disini adalah faktor wanita yang masih menjadi perdebatan, kalau saya pikir ini bukan permasalahan gender atau seksis tapi lebih daripada bahwa nanti orang-orang berpikir bahwa penanganan negara itu akan lebih rumit dan susah lagi, mengingat pandemi Covid-19 pun juga belum tentu akan selesai di tahun itu, sehingga jika calon presiden seorang wanita ia harus figur yang sangat kuat,” ujar Denny.***
